Mohon tunggu...
Syari Fani
Syari Fani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Surabaya

Seorang ibu rumah tangga yang suka menuliskan pengalaman keseharian di https://keluargamulyana.com/

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Coffe Talk JCC 2024: UMKM Kopi Siap Eskpor Menembus Pasar Global

19 Juli 2024   02:34 Diperbarui: 19 Juli 2024   02:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi memasuki pasar internasional bisa dilakukan dengan cara

Joint venture, dengan cara kolaborasi dengan korporasi yang punya chanel, lini untuk eksport. Sehingga produsen tak perlu mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk ekspansi eksport.

Licence agreement, memberikan produk dengan nilai tertentu untuk dipasarkan oleh perusahaan atau korporasi yang tak ada di Indonesia, tetapi menjalankan sektor bisnis di bidang usaha makanan dan minuman di negara yang bersangkutan. Sistemnya seperti franchise.

Wholly owned subsidiary, mendirikan perusahaan milik sendiri di luar negeri. Keuntungannya, sebagai produsen tak kehilangan kontrol akan kualitas produk. Tapi, kerugiannya tentu dari segi biaya yang akan lebih besar.

Subcontracting, memakai tenaga kerja outsourching yang ada disana.

Kemasan harus ramah lingkungan. Kopi praktis dan siap minum menjadi tren yang permintaannya terus meningkat. Bagi pelanggan yang peduli kesehatan, perlu dikembangkan, seperti kopi rendah asam, penambahan fungsional yang adaptogen, dan sebagainya.

Impor dan Ekspor data untuk kopi


Produsen kopi penting untuk memahami data impor dan ekspor data agar mampu mengidentifikasi pasar negara berkembang dengan potensi yang belum dimanfaatkan, adaptasi rantai pasokan untuk efisiensi biaya dan daya tanggap pasar, menavigasi persaingan dengan menilai dinamika perdagangan para pemain utama.

Cerita sukses pelaku usaha UMKM dalam menembus pasar global

Produktivitas kopi di Indonesia masih sangat rendah, padahal luas ladang kopi Indonesia terbesar nomor dua setelah Brazil, diatas Vietnam. Namun hasil kopinya dibawah Vietnam. Tentu ini dipengaruhi oleh teknologi yang masih tertinggal jauh dengan Brazil, Columbia, dan Vietnam, ucap Wildan Mustofa, Pelaku UMKM Kopi CV Frinsa Agrolestari Binaan Bank Indonesia Jawa Barat.
   
Masalah kesehatan di EU dan Jepang yang ketat, tiap sampel kopi ada uji pestisida. Pemerintah Jepang akan memberlakukan pemeriksaan wajib 100% seluruh biji kopi asal Indonesia.  

Menghadiri Java Coffee Talk bersama CAK KAJI Surabaya. Dok. pri
Menghadiri Java Coffee Talk bersama CAK KAJI Surabaya. Dok. pri

Inovasi untuk memaksimalkan agroforesty quality


Dilakukan dengan cara
1. Memilih varietas unggul. Mengumpulkan varietas unggul dari berbagai daerah. Bekerja sama dengan bioteknologi perkebunan, IPB, menghasilkan lactic fermentation, peuyeum saccharomyces fermentation, fermentasi ragi tempe.
2. Zero tillage, tanpa pembakaran lahan, bahan organik dari gulma, pangkasan dan tegakan hutan dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
3. Memakai cover top untuk menekan pertumbuhan gulma, mencegah erosi, dan mendapatkan nutrisi nitrogen.
4. Teknik konservasi lahan
5. Zero waste, dengan cara memanfaatkan kembali cangkang, kulit gabah, air cucian, memakai mechanical demicilager, lebih banyak proses honey dan natural (COE).
6. Inovasi

Dari diskusi JCC kali ini perlu ditindaklanjuti langkah kongkret dari Aprindo dan Bank Indonesia agar UMKM kopi Jatim mampu berkembang, memenuhi standar pasar global, serta go international!      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun