Metode proses pengolahan kopi sangat mempengaruhi cita rasa kopi. Salah satu permintaan yang banyak diminta oleh coffee shop di luar negeri. Pernah ada permintaan dari negara Timur Tengah, mereka meminta kopi dari Ijen yang diproses double anaerob 72 jam. Setelah dipasarkan kesana, ternyata cita rasa kopi ini laku dijual dan banyak disukai pelanggan. Â
Negara luar pun sudah menggunakan proses pembuatan kopi ang beraneka ragam, lebih spesifik. Jika ada acara kopi, kopi dengan proses berbeda-beda yang dicari.
Trend di Amerika sudah menjual kopi dengan kemasan siap minum, dijual di mini market.
Global Coffee Market
Pasar yang meningkat baik roaster, coffee shop, maupun penikmatnya yang paling meningkat yaitu di Asia.
There is no BAD coffee, only different market. Tiap market punya seleranya masing-masing. Branding is a key. Visual yang menarik dan branding yang oke akan membuat orang tertarik beli dan mencoba kopi yang dijual.
Etalase jualan dan website tampilan harus user friendly, deskripsi ditulis jelas, imbuh Aga.Â
Strategi pelaku usaha kopi dalam menembus pasar global
Yang dituju oleh Aprindo adalah negara-negara anggota The Federation of Asia Pasific Retailers Associations (FAPRA).
Saya pernah berkunjung ke hotel di Uzbekistan empat bulan lalu, hanya mendapatkan teh di bagian complimentary kamar hotel. Ternyata disana tidak menghasilkan kopi karena wilayah geografis 700 meter di atas permukaan laut.
Kemudian saya diundang ke Tokyo, ada kopi Indonesia yang buka toko.
Di Belanda, banyak orang Indonesia mencari kopi.
Akan ada MOU antara Bank Indonesia Jatim dengan Aprindo untuk memfasilitasi UMKM produsen kopi agar produknya dapat muncul di katalog Aprindo dan dikenalkan ke negara-negara luar nantinya. Â Â
Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Untuk melangkah ke pasar global perlu melihat perkembangan ekonomi di negara-negara yang akan dituju. Negara India misalnya, pertumbuhan ekonominya sudah di atas China sebesar enam persen. Â