Mohon tunggu...
Syari Fani
Syari Fani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Surabaya

Seorang ibu rumah tangga yang suka menuliskan pengalaman keseharian di https://keluargamulyana.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ingin Punya Anak Kembar? Waspadai Dulu Risikonya

28 Oktober 2019   22:45 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:58 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Supaya ASI lancar, ibu menyusui harus cukup minum. Dok. pri.

Kurva bayi lahir hidup dan bayi prematur di Jawa Timur selama 2017 dan 2018. Dok. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Kurva bayi lahir hidup dan bayi prematur di Jawa Timur selama 2017 dan 2018. Dok. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, jumlah bayi prematur dari tahun 2017 hingga 2018 mengalami penurunan. Persentasenya tak sampai 5% di tiap daerah di Jawa Timur. Meski begitu, ada beberapa daerah di Jawa Timur yang mengalami kenaikan jumlah bayi prematur, antara lain di Pacitan, Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Lumajang, Bondowoso, Probolinggo, Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Magetan, Ngawi, Tuban, Bangkalan, Sumenep, Kediri, Probolinggo, Mojokerto, Surabaya dan Batu.

Kenaikan jumlah bayi prematur terbesar terjadi di Probolinggo, yaitu sebesar 1,02% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, total bayi lahir prematur yaitu 399 dari 17.855 bayi lahir hidup, sedangkan pada tahun 2018, total bayi lahir prematur yaitu 568 dari 17.461 bayi lahir hidup.

Dari hasil survei di komunitas TwinIndonesia yang beranggotakan 195 ibu yang akan dan telah melahirkan anak kembar, 26 ibu di antaranya mengalami persalinan prematur. Penyebabnya antara lain pre-eklamsia, kapasitas rahim yang kecil dan tipis, kontraksi dini, pecah ketuban dini, placenta previa, twin to twin transfusion syndrom, pengapuran placenta dan perdarahan.

Penyebab kelahiran prematur yang sering terjadi menurut Dr. Mahendra Tri Arif Sampurna, SpA, dari RSIA Kendasari antara lain, kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil seperti zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin D, vitamin B12; kehamilan dini yaitu usia kehamilan ibu yang terlalu muda; ibu mengalami hipertensi saat kehamilan; kandungan ibu lemah dan bayi dengan kelainan bawaan.

Kenaikan berat badan ibu hamil yang terlalu rendah ternyata dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan komplikasi kehamilan seperti infeksi cairan ketuban, kerusakan plasenta, atau lokasi plasenta yang tak normal. [2]

Waspadai risiko pada kehamilan berisiko tinggi.


Saat acara '
Bicara Gizi tentang Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi' pada 17 September lalu di Jakarta, Dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan mengatakan bahwa, kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak ditangani dengan baik.

Untuk itu, perhatikan betul periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan yaitu masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si kecil di masa depan.

Kehamilan risiko tinggi yang tak tertangani dengan baik bisa berpengaruh pada anak di dalam kandungan; seperti perkembangan janin tak sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, maupun bayi berat badan lahir rendah.

Untuk meminimalisir risiko yang tak diharapkan, ibu hamil dianjurkan segera mengunjungi fasilitas kesehatan di awal kehamilan, rutin mengontrol kondisi kandungan dan mendapatkan saran dari tenaga medis profesional mengenai nutrisi yang dibutuhkan, termasuk mengonsumsi nutrisi tambahan bila diperlukan sesuai anjuran.

Ibu hamil perlu mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang.  Dok. pri.
Ibu hamil perlu mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang.  Dok. pri.
Dr. Ali menjelaskan bahwa, salah satu cara penting penanganan kehamilan risiko tinggi adalah memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi di tiap tahapan mulai dari pra kehamilan, trimester 1, 2, dan 3, serta masa menyusui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun