Mohon tunggu...
Syarifa Nessa
Syarifa Nessa Mohon Tunggu... Lainnya - Banda Aceh

Tinggal di Banda Aceh, tertarik dengan seni dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Memek", Uniknya Kuliner Khas Simeulue

18 April 2020   01:30 Diperbarui: 18 April 2020   01:33 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak kenal Nanggroe Aceh Darussalam? Provinsi paling barat sumatera yang telah berganti nama menjadi Provinsi Aceh ini, memiliki segudang keistimewaan. 

Pantas saja provinsi ini pernah menyandang gelar sebagai Daerah Istimewa selama beberapa dekade lampau. Selain dikenal dengan sebutan “serambi mekkah” yang kental dengan hukum syari’atnya, Aceh juga memiliki ragam keistimewaan lain dalam aspek adat, budaya, dan kuliner. Berbicara tentang kuliner, situs sahabatnesia.com merangkum 36 jenis makanan khas Aceh yang menjadi andalan daerah ini. 

Beberapa yang terkenal di antaranya: mie aceh, sate matang, kuah pliek-U, kuah masam keu-eung, ayam tangkap, rujak aceh, keumamah, timphan, dan banyak lainnya. Namun, di antara kuliner khas ini, terdapat satu jenis kuliner khas daerah kepulauan Aceh, yakni Kabupaten Simeulue. MEMEK. Itulah sebutan untuk jenis kuliner daerah ini.

Memek memiliki tekstur dan aroma yang menarik perhatian siapapun yang belum pernah mencicipinya. Bagi sebagian orang, nama memek memang cenderung berkonotasi negatif. 

Namun, nama memek ini tidak bisa diganti, karena bagi masyarakat asli Simeulue, hal tersebut merupakan kuliner khas yang diwariskan oleh para leluhur atau nenek moyang mereka secara turun-temurun. 

Tak heran jika sebutan “memek” ini menjadi pusat perbincangan para netizen. Sebutannya saja sudah membuat para pendengar merasa risih bahkan tertawa.

Memek merupakan makanan  khas tradisional yang berasal dari Kabupaten Simeulue, Aceh. makanan ini terbuat dari campuran beras dan pisang. 

Bagi masyarakat asli Simeulue, memek sendiri sebenarnya memiliki arti mengunyah atau menggigit. Pada zaman dahulu, para nenek moyang sering mengunyah beras ketan yang dicampur pisang, sehingga muncullah sebuah istilah “mamemek”. 

Namun, lama kelamaan makanan yang dimakan para nenek moyang itu sudah berubah menjadi sebutan “memek” bukan lagi “mamemek”.

Banyak orang yang mencari makanan ini dikarenakan rasa penasaran yang teramat dalam. Betapa tidak, dari namanya saja sudah membuat semua orang ingin melihat bagaimana wujud, rasa dan teksturnya. 

Pada umumnya makanan ini hanya ada di Simeulue. Daerah penghasil cengkeh dan lobster ini juga mulai meyediakan menu makanan khas simeulue yang sering disebut memek itu di setiap kafe-kafe yang ada di simeulue. Jadi, jika ingin sekali mencobanya bisa langsung dicari di kafe-kafe terdekat yang ada di pulau Simeulue.

Sejak zaman dulu, masyarakat Simeulue kerap membuat memek untuk disantap bersama keluarga. Namun, saat ini memek sudah jarang sekali dijumpai bahkan hampir tidak ada yang membuat maupun dijual. 

Memek ini disajikan pada waktu-waktu tertentu saja seperti acara kumpul keluarga, hari-hari besar atau di bulan-bulan tertentu seperti bulan Ramadhan sebagai sajian buka puasa. Alasan yang membuat memek ini tidak sering lagi dijumpai di setiap harinya karena penganan ini dibuat dengan campuran santan, jadi bersifat tidak tahan lama.

Penganan ini sebenarnya terbuat dari bahan-bahan yang sangat mudah kita temukan di pasar dengan harga yang terjangkau. Bahan pokok yang wajib ada untuk membuat memek yakni buah pisang dan beras ketan. 

Nah, selanjutnya bagaimana proses pembuatan makanan khas Simeulue yang terkenal dengan istilah memek itu? Sulitkah cara membuatnya? Tentu saja tidak. 

Cara membuat memek sangat mudah dan praktis, tidak sesulit yang para pembaca pikirkan. Berikut ini merupakan bahan-bahan dan cara pembuatan memek.

Bahan-bahan:
- buah pisang yang matang (sebaik yang sudah lebah dan kupas kulitnya)
- beras ketan
- santan
- garam
- gula pasir

Cara membuat:

  • Tumbuk pisang, jika ada pisang yang agak lebah/matang sekali, agar terasa manis. Tumbuklah jangan terlalu halus, supaya teksturnya masih terasa.
  • Sangrai beras ketan hingga warnanya menguning, sangrai sampai tercium aroma harum.
  • Campurkan pisang yang sudah ditumbuk dengan santan, gula, garam, dan beras ketan yang disangrai.
  • Aduk merata dan masak semua bahan campuran dalam panci, kurang lebih satu jam.
  • Memek siap disajikan dalam mangkok/cangkir. Nikmati selagi hangat.

Selamat mencoba...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun