Pandemi virus COVID 19 tidak menghalangi kegiatan pendidikan di Universitas Negeri Malang (UM). Seluruh kegiatan belajar mengajar atau kuliah di UM diadakan secara daring, termasuk kegiatan pengabdian masyarakat sebagai wujud pengamalan tri dharma perguruan tinggi.
Salah satu bentuk pengabdian masyarakat sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang didapatkan di kampus yaitu kuliah kerja nyata (KKN). Akan tetapi, di tengah pandemi COVID 19, kegiatan KKN yang diadakan oleh kampus yang dulunya bernama IKIP Malang ini diprogram sesuai dengan protokol pencegahan COVID 19.
Kegiatan KKN UM edisi COVID 19 terdiri dari KKN Reguler dan KKN Pulang Kampung yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai fakultas di UM, serta KKN Tematik yang dikelola oleh masing-masing jurusan. Tentunya, kegiatan KKN Tematik ini disambut baik oleh jurusan kimia UM sebagai media aplikasi sains yang diperoleh mahasiswa jurusan kimia untuk pelayanan masyarakat.
Jurusan kimia UM mendelegasikan sembilan orang mahasiswa kimia dan satu orang mahasiswa pendidikan kimia untuk melaksanakan KKN Tematik di Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dari tanggal 29 Mei sampai dengan 5 Juli 2020. Ke sepuluh mahasiswa tersebut dibimbing oleh Dr. Sc. Anugrah Ricky Wijaya, M. Sc atau yang akrab disapa Pak Ricky, untuk memberikan inovasi dan dedikasi terhadap masyarakat Desa Plosorejo di tengah pandemi COVID 19.
Di bawah bimbingan Pak Ricky, kelompok KKN Tematik Kimia UM di Desa Plosorejo melaksanakan program kerja seperti pembagian seribu masker, menjadi relawan satuan tugas pencegahan COVID 19, berkontribusi dalam penyemprotan disinfektan, membuat buku, video dan poster edukasi pencegahan COVID 19 serta sosialisasi ide bisnis di tengah pandemi yaitu membuat produk minuman herbal dari komoditas tanaman lokal.
Ada banyak sekali tanaman yang ditanam di Desa Plosorejo seperti tebu, jagung, sawi, bawang merah dan tanaman rempah lain. Salah satu tanaman yang menjadi perhatian khusus yaitu asam jawa terutama di bagian daunnya.
Daun asam jawa atau yang biasa disebut sinom ditinjau dari efek faramakologisnya berdasarkan studi literatur memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Di dalam ekstrak daun sinom mengandung senyawa polifenol yang terbukti secara empiris dapat menangkal radikal bebas. Selain itu, daun sinom juga biasa dikonsumsi untuk campuran olahan sayur. Hal tersebut dapat dijadikan landasan ide bisnis di bidang pangan fungsional yaitu minuman herbal.
“Kalau bisnis pangan saat ini cukup berkembang dan sangat menjanjikan. Apalagi, masyarakat mulai aware dengan kesehatan di situasi pandemi ini. Juga kan trend millenial itu kan kembali ke produk herbal untuk minuman yang enak juga menyehatkan. Jadi, ya kita menggagas inovasi pangan fungsional yang bermanfaat untuk kesehatan,” ujar Syarifah Ramadhani, salah seorang anggota KKN Tematik Kimia UM.
“Anggota kami sudah observasi di Plosorejo itu ada tanaman obat apa saja, kemudian mulai melakukan studi literatur. Di sana kebetulan asam jawa itu tumbuh di kebun-kebun dan diabaikan. Jadi, kita mulai utak-atik dari studi literatur potensinya apa saja, keamanannya, cara pembuatannya, semua aspeknya kita perhatikan. Yah, karena basically kita terapkan ilmu kimia, jadi setiap bahan, setiap perlakuan kita pertimbangkan efeknya,” jelas wanita yang biasa dipanggil Rani ini.
Mahasiswa KKN Tematik Kimia UM menyusun resep dan membuat prototipe minuman herbal berbasis sinom yang dilabeli Sinom Ayu. Minuman herbal yang dibuat merupakan kombinasi daun sinom dengan rempah lain seperti kunyit, asam jawa, gula pasir, kapulaga dan kayu manis untuk menambah aroma serta cita rasa pada produk.