Penganut Protestan percaya bahwasanya kasih ilahi begitu besar sehingga Tuhan bereinkarnasi menjadi manusia dan mengorbankan diri-Nya disiksa dan disalib, sehingga menebus dosa asli dan membuka gerbang surga bagi siapa pun yang beriman dan bersedia menjadi hamba-Nya. P
enganut Katolik bersikukuh menyatakan bahwasanya iman meskipun penting, namun tidaklah cukup guna memasuki surga, orang beriman harus menjadi bagian dari ritual-ritual gereja dan beramal baik, sebagaimana yang di perintahkan oleh Sang Ilahi.
Perselisihan teologi ini menjadi sedemikian beringas sehingga selama abad ke-16 dan ke-17, para penganut Protestan dan Katolik saling membunuh satu sama lain, menyebabkan ratusan ribu korban jiwa dan banyak korban terluka.
Pada 23 Agustus 1572, penganut Katolik Prancis menyerang komunitas-komunitas Protestan Prancis dan dalam serangan itu, Pembantaian Hari Santo Bartolomeus, antara 5.000 dan 10.000 penganut Protestan dibantai kurang dari dua puluh empat jam. Yang lebih menyayat hati adalah mengetahui fakta bahwasanya lebih banyak korban jiwa penganut Kristen yang terbunuh oleh sesama Kristen dalam dua puluh empat jam dibandingkan dengan korban jiwa yang disebabkan oleh Kekaisaran Romawi yang politeistik sepanjang masa penaklukannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI