Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Bukit Ngisis "Puncak 9" Nglinggo

26 September 2021   08:28 Diperbarui: 26 September 2021   08:34 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk bisa mengakses Bukit Ngisis sekali kunjung seorang dewasa dikenai tarif masuk lokasi sebesar 10 ribu rupiah, untuk anak-anak free. Ini belum termasuk biaya parkir. Namun jika hendak camping, maka biaya per seorang dewasa sebesar 25 ribu. Cukup murah dan sebanding dengan apa yang akan didapat.

Jalan Terjal dan Sempit

Kata orang bijak, jer Basuki mowo beya, setiap keberhasilan dibutuhkan perjuangan dan usaha yang tidak mudah. Untuk mencapai lokasi, kita harus menempuh jalur yang menanjak dan sempit. Pada masa normal, ada petugas di hampir tiap tikungan dan tanjakan untuk membantu memberikan arahan. 

Namun kemarin ketika masih masa PPKM, tidak ada petugas sama sekali, ini menjadi tantangan tersendiri. Sekali waktu, mobil terpaksa harus terperosok sedikit ke selokan. Tapi jangan hawatir, dengan memastikan kondisi kendaraan sehat dan keterampilan mengendarai yang cukup, insyaallah aman. Ada juga informasi baik, bahwa sudah ada rencana memperlebar jalan. Ini kabar yang baik. Namun jika terpaksa tidak berani naik dengan kendaraan sendiri, disediaakan mobil shuttle yang siap mengantar sampai lokasi.

Wisatawan dan/atau Pecinta Alam

Terkahir, saya ingin sampaikan ini. Bahwa Sebagian besar kita adalah wisatawan alam, bukan pecinta alam. Ketika kita datang ke sebuah lokasi wisata alam, maka pada dasarnya kita tidak bisa memastikan kondisi alam itu sendiri. Sama dengan Bukit Ngisis ini, kadang hujan, kabut, atau mendung, namun tidak jarang cerah dan menampilkan keindahan maksimal. 

Bagi pecinta alam, apapun yang disajikan alam di lokasi wisata, itulah keindahan yang kita hendaknya menikmatinya. Namun jika kita adalah wisatawan alam, maka kita kadang akan kecewa karena alam menyajikan "dirinya" tidak seperti yang diharapkan. Maka jadilah pecinta alam. Karena ia adalah kreasi Tuhan dalam bentuk semesta yang luar biasa. Datang, nikmati, dan syukuri.

Syarif_Enha@Nitikan, 26 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun