Masa ini sangat menentukan, karena sang anak yang kasmaran ini akan membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Jika dia salah untuk menentukan pilihan, atau kesusu (terburu-buru) dalam mempertimbangkan, atau keliru dalam menentukan tujuan, maka yang akan ditemui kemudian adalah kepedihan hidup.
- Dandanggula
Menggambarkan kebahagian yang sangat. Dandanggula berarti tempat yang berisi gula. Bermakna tidak ada lain kecuali kebaikan. Oleh karena itulah tidak keliru jika Dandanggula ini menggambarkan kebahagiaan dan kegembiraan.
Dalam fase ini, sang anak telah menjadi orang tua. Semua yang diharapkan telah terwujud. Dari ketercukupan papan, pangan , sandang, keluarga dan momongan. Semua harapan terwujud. Gambaran masa tua pun menjadi sangat indah karena sudah direncanakan begitu rupa dalam kehangatan keluarga yang bersahaja.
- Durmo
Bersal dari kata darma yang berarti memberi. Dengan perasaan ketercukupan maka akan tumbuh keinginan untuk berbagi kebahagian kepada sesama. Ini adalah tahap manusia menyempurnakan hidupnya. Ketika masih muda dan berjuang keras untuk hidup berkeluarga dan bahagia, dia selalu bergulat dengan persoalan yang menuntutnya selalu bersabar. Pada giliran semua sudah tercukupi, maka saatnya dia menyempurnakan dengan brsyukur kepada Gusti Allah Kang Maha Murah, melalui tindak berbagi, berderma kebaikan kepada sesama.
- Pangkur
Berasal dari kata mungkur yang berarti berpaling atau menghindari kadunyan (keduniaan). Pada masa tua jika tidak mampu memalingkan diri dari hawa nafsu dan angkara murka, maka tindak lakunya akan bubrah, alias tidak jelas.Â
Karena semakin dia tua, keinginannya akan semakin aneh-aneh, sehingga banyak menuntut kepada dunia diluarnya, karena energi yang dimilikinya sendiri sudah banyak berkurang. Ini akan berakibat merepotkan orang-orang yang ada disekitarnya, terutama anak-anak dan keluarganya. Disinilah mengapa kadang anak mantu tidak betah tinggal bersama dengan mertua.
Manusia dalam tahap ini harus berusaha memungkuri atau membelakangi kehidupan dunia. Obsesi-obsesi liarnya harus bisa ditaklukkan, dan berusaha memperbanyak amal budi untuk kehidupan berikutnya.
- Megatruh
Dari kata megat ruh, atau terputus nyawanya. Inilah akhir periode perjuangan manusia. Batas akhir dia bisa menambah amal atau memperbanyak taubat.
Megatruh juga bisa dimaknai sebagai sebuah tingkatan makrifat tertinggi, yaitu mati sa jroning urip, kemudian menjadi khusnul khotimah di akhir kehidupannya. Sejatine iku ora ana, seng ana iku dudu.
Terputusnya ruh ini menjadi akhir sekaligus awal kehidupan. Akhir hidup di dunia dan awal kehidupan di alam yang baru. Jika terputus ruh, maka terputuslah semua pertalian dia dengan dunia, hanya tinggal iman, amal dan buah perbuatannyalah akan yang ia bawa serta. Semua sudah bersifat ruhani.
Ini adalah tahap akhir kehidupan manusia, yaitu dibungkus dengan kain mori dipocong untuk kemudian dikuburkan. Pocong memberikan pelajaran kepada manusia-manusia yang masih hidup, bahwa semua di dunia yang dahulu di klaim menjadi miliknya, ternyata tidak ada yang dibawa pulang, kecuali secarik kain yang membungkus dirinya.Â