Mohon tunggu...
Syarif Pirus
Syarif Pirus Mohon Tunggu... Insinyur - Profesional Telekomunikasi

Profesional telekomunikasi | Traveller | Pemerhati dunia parenting | Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Emotional Bonding", Belajar dari Keluarga Nabi Ibrahim

10 Agustus 2019   08:13 Diperbarui: 11 Agustus 2019   06:05 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : parentnial.com

Setiap menyambut Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji, Kita kerap diingatkan kembali  kisah tentang peristiwa penyembelihan Ismail oleh ayahnya Nabi Ibrahim yang melatarbelakangi disyariatkannya ibadah qurban, ataupun kisah Siti Hajar yang berlari antara bukit  Shafa dan Marwah yang melatarbelakangi amalan Sa'i yang merupakan salah satu rukun ibadah haji.

Kali ini saya ingin menyajikan fragmen kehidupan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail  yang barangkali jarang diketahui orang. Dikisahkan Oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Shahih Qashashil Anbiya', Nabi Ismail di saat usia dewasa, tak lama setelah ibunya, Siti Hajar meninggal dunia, ia menikah dengan seorang wanita yang tinggal di sekitar sumur Zamzam.

Suatu ketika Nabi Ibrahim mengunjungi Ismail yang diketahui saat itu sudah menikah. Tentu sebagai seorang ayah, ia ingin mengetahui kabar anaknya setelah sekian lama tak jumpa. 

Namun saat tiba di rumah Ismail, dia tidak menemukan anaknya. Yang ditemui di rumah adalah istri Ismail yang sebelumnya tak mengenali bagaimana sosok mertuanya.  Di saat Ibrahim bertanya dimana Ismail, Istri Ismail menjawab, "Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami." 

Kemudian Ibrahim bertanya lagi, kali ini tentang kondisi kehidupan dan keadaan mereka. Istri Ismail menjawab, "Kami mengalami banyak keburukan, hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat." 

Tanpa rasa sungkan sang Istri mengadukan kehidupan yang dijalani bersama suaminya kepada Ibrahim. Mendengar itu Ibrahim berkata, "Nanti bila suami kamu datang, tolong sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar ia mengganti palang pintu rumahnya." Ibrahim pun meninggalkan rumah anaknya.

Saat Ismail datang dia merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya; "Apakah ada orang yang datang kepadamu?" Istrinya menjawab, "Ya. Tadi ada orang tua begini dan begitu keadaannya datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan." 

Ismail bertanya, "Apakah orang itu memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?" Istrinya menjawab, "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengganti  palang pintu rumahmu." 

Ismail berkata, "Dialah ayahku dan sungguh dia telah memerintahkan aku untuk menceraikan kamu, maka kembalilah kamu kepada keluargamu." Maka Ismail menceraikan istrinya.

Kemudian Ismail menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk yang tinggal di sekitar itu. Setelah itu, Ibrahim datang kembali untuk menemui anaknya, namun dia tidak mendapatkan Ismail, yang ditemuinya  istri Ismail lalu bertanya kepadanya tentang Ismail. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun