Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cucuran Air Mata Melihat Ka'bah, Sebuah Catatan Umroh Syawal

19 April 2024   06:40 Diperbarui: 19 April 2024   11:08 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengambil Miqot di Bir Ali Madinah dan menempuh perjalanan bus selama 6 jam, rombongan jamaah umroh Syawal Kloter 189 Alhijaz, telah merampungkan ibadah umroh (7 kali thawaf - 7 kali sai Safa - Marwa) di pukul 01.00 waktu Saudi Arabia.  

Selain fokus ibadah sesuai rukun umroh yang dipersyaratkan, umroh juga menjadi momen berdoa secara khusyuk untuk bermunajat kepada Allah SWT. Hanya jamaah umroh yang tahu, apa yang diminta kepada sang pencipta? Seperti anak saya, Farah G. Elsyarif, sekalipun umroh ini kali ke-2 baginya. Dia pun bermunajat agar bisa memperoleh kampus tempatnya kuliah nanti sesuai keinginannya. Semoga ibadah umroh semua "tamu" Allah diterima-Nya. 

Selain untuk mengingatkan akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, umroh pun bisa jadi momen untuk memperbaiki hubungan dengan sesama sekaligus meraih ampunan dari Allah SWT. Khusus jamaah laki-laki, penggunaan pakaian ihram tanpa "dalaman" menjadi bukti ajaran umroh tentang pentingnya kesederhanaan dan keikhlasan dalam beribadah. Karena sejatinya, manusia memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa-siapa tanpa Allah.

Hari-hari berikutnya, jamaah umroh biasanya mengisi aktivitas dengan tafakur di Ka'bah atau di Masjidil Haram. Dengan melaksanakan sholat wajib dan sunah di maktab Ka'bah, berzikir dan tadarusan hingga menjalankan  umroh "badal" untuk kedua orang tua yang telah tiada.

Dengan cucuran air mata saat melihat langsung kebesaran Allah SWT, jamaah umroh pun mengais berkah untuk kebaikan bagi dirinya sendiri, keluarga, dan seluruh umat muslim. Air mata di depan Ka'bah menjadi bukti, manusia tidak ada apa-apanya tanpa Allah. Karenanya merenunglah, agar jangan ada lagi air mata di depan Ka'bah. Karena kita selalu bersama-Nya 

Semoga umroh kita diterima-Nya dan menjadikan kualitas ibadah lebih baik ke depannya. Salam literasi #UmrohSyawal #Baitullah #TBMLenteraPustaka

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun