Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan, Tolong Jaga Elena

22 Oktober 2023   05:58 Diperbarui: 22 Oktober 2023   06:22 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tiga puluh lima hari, hawa panas menyengat kota. Sinar matahari merambah jalanan. Berdebu, dan membakar setiap bagian retakannya. Hujan seakan enggan turun. Malam pun tertunduk diam. Tanpa pepohonan yang melambai. Seolah-olah memberi tanda bahwa alam sedang berduka. Bahkan, bintang-bintang di atas langit seolah tak berani menampakkan diri.

Elena, sang bidadari kecilku pun terbangun, Karena sinar matahari menembus jendela kamarnya. Ia terbangun dari ranjang kecilnya. Sambil menatap langit-langit kamar. Matanya memancar kokoh, menatap ayah ibunya. Memandang kakek nenek dan om tantenya. Seperti tidak ada rasa sakit dirasakannya. Elena pun menutup kedua telinganya kuat-kuat, enggan mendengar apa pun. Sambil menebar senyum manisnya. Elena, sang bidadari kecil yang polos.

Tapi kemarin. setetes bening air matanya bergulir di pipi. Seperti ada sisa sembab di matanya. Wajahnya dibenamkan dalam kedua telapak tangan yang lemah. Di ruang kosong kamarnya, ia menundukkan kepala seolah malu dunia melihatnya. Aku pun menghampirinya. Sambil mengecup keningnya, aku pun berkata:

"Apa kabar Elena sayang, Ini kakek Nak. Kok menangis sayang. Apa yang Elena mau katakan, bilang Nak?"

"Nggak apa-apa Kek. Elena hanya ingin selalu dekat dengan kakek. Ingin digendong, dipeluk erat sama Kakek" jawab Elena pelan.

"Iya sayang, Kakek akan selalu ada untuk Elena. Besok, Kakek gendong kamu ya" jawabku lirih.

"Terima kasih ya Kek, Elena sayang Kakek. Sayang ayah ibu dan semuanya" tutur Elena lagi.

"Iya sayang. Elena senyum dong untuk Kakek" pintaku kepadanya.

Elena pun menebarkan senyumnya. Cantik dan kian memancar paras indahnya.

Iya Elena. Ia hanya anak perempuan biasa. Seperti anak-anak pada umumnya. Anak bayi yang ditunggu hadir kedua orang tuanya. Ditunggu om tantenya juga kakek neneknya. Saat kelahirannya, ia begitu ceria. Bergerak dan terdengar rengek bayinya. Matanya

memancarkan bening saat menatap siapapun. Hatinya berurai cinta dan kasih sayang. Elena, sang bidadari kecil nan cantik jelita. Bidadari untuk semua orang.  Anugerah Allah SWT yang tiada tara. Selalu memberi pelajaran untuk siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun