Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Literasi Tidak akan Pernah Mati?

21 Mei 2023   08:11 Diperbarui: 21 Mei 2023   08:29 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat membaca buku "Paris, My Sweet" karya Amy Thomas, siapapun seakan diajak keliling Paris walau hanya membacanya. Ada pengetahuan dan imajinasi di dalamnya. Bahkan terjadi dialog antara penulis dan pembaca tentang indahnya kota Paris. Ada yang bisa dipelajari dari buku ini, kata Amy Thomas, "Bila ada satu hal yang dapat dipelajari dari musim dingin Paris yang panjang dan gelap, adalah kalau kau mengubah sikapmu, hidup akan mengikutinya". Itulah arti pentingnya literasi.

 Diskursus literasi, bisa jadi tidak akan pernah mati. Selalu asyik untuk dibahas dan dibicarakan. Semata-mata untuk menghadirkan nuansa kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia. Literasi, bila dipahami, menjadikan penikmatnya lebih lebih lega dan realistis dalam kehidupan. Berkat literasi, seseorang dapat menghindarkan diri dari penyesalan atas dirinya sendiri maupun atas orang yang bertindak buruk kepadanya. Mungkin ada benarnya, hanya literasi yang bisa mengajak dan memperlakukan siapapun dengan cara sebaik-baiknya hingga akhir hayatnya. 

Ada banyak hal yang sebenarnya belum terungkap di literasi. Bahwa literasi bukan soal membaca dan menulis. Tapi literasi adalah totalitas nilai-nilai kehidupan. Literasi yang menyuruh siapapun untuk memiliki rencana baik, mampu eksekusi dan mengerjakannya, hingga berani mengukur hasilnya. Maka, literasi adalah jalan bukan tujuan. Seperti kematian seorang anak manusia pun menjadi "jalan" bukan tujuan. Tentang apa yang sudah dipersiapkan, tentang kesadaran dari mana berasal dan mau ke mana menuju?

Tidak ada yang tabu di literasi. Obrolan literasi tidak akan pernah usai. Selalu ada yang bisa diperbuat, dibagi, dan dikreasikan. Begitulah obrolan literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor saat dikunjungi Triyono dari Salatiga (PW Forum TBM Jateng), Budi Susilo dari Magelang (TBM Omah Buku), dan Hadi dari Lampung (PW Forum TBM Lampung). 

Obrolan literasi di taman bacaan ini menyimpulkan, siapapun akan lebih baik ke depan bila mau dan berani memaknai secara realistis tentang 6 (enam) kemampuan literasi dasar, yatu 1) literasi Baca Tulis, 2) literasi Numerasi, 3) literasi Sains, 4) literasi Digital, 5) literasi Finansial, dan 6) literasi Budaya dan Kewargaan. Semua aspek kehidupan manusia ada di literasi. Maka literai tidak akan pernah lekang oleh waktu.

Kenapa literasi? Ini penting dipahami untuk banyak orang di luar sana. Apalagi yang masih menganggap literasi hanya sekadar membaca buku. Literasi yang dianggap seremoni dan sebatas narasi. Bukan itu sesungguhnya. Sekali lagi, literasi adalah jalan bukan tujuan, Maka siapapun saat ber-literasi justru sedang menyadarkan dirinya untuk:

1. Menjadikan hidup lebih realistis dan apa apa adanya.

2. Meningkatkan pemahaman yang positif tentang realitas kehidupan.

3. Mengoptimalkan cara berpikir yang bijak lagi kritis dalam segala hal.

4. Memacu tumbuh kembangnya nila kebaikan sambil menebar manfaat kepada sesama.

5. Memperkuat dan mengembangkan akhlak dan budi pekerti yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun