Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ingin Punya Program Pensiun, Kenapa Harus DPLK?

24 Juni 2022   09:35 Diperbarui: 24 Juni 2022   09:47 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Survei bertajuk Future of Retirement, Bridging The Gap (HSBC, 2019) menyebut 9 dari 10 orang Indonesia belum siap menghadapi masa tua tanpa pekerjaan. Maka dapat dikatakan, 90% pekerja di Indonesia tidak siap untuk penisun. Hal itu terjadi karena sebagain besar pekerja di Indonesia tidak memiliki program pensiun untuk hari tuanya. Karena faktanya hari ini, tidak lebih dari 6% dari 57 juta pekerja formal di Indonesia yang sudah memiliki program pensiun.

Banyak pekerja lupa. Bahwa di era digital yang serba kompetitif saat ini, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibat kondisi ekonomi yang belum membaik atau karena kesulitan yang dialami perusahaan. Dan "terpaksa" harus memberhentikan pekerjanya. Sementara uang pesangon, belum tentu dibayarkan sesuai regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

Harus dipahami, setiap pekerja pasti akan berhenti bekerja. Cepat atau lambat, entah akibat pensiun, meninggal dunia atau karena di-PHK. Karena itu, masa pensiun menjadi penting untuk dipersiapkan sejak dini. Di zaman begini, pekerja bahkan perusahaan tidak boleh meremehkan program pensiun. Karena bekerja hari ini pun untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera, bila waktunya tiba.    

Maka kini, setiap pekerja patut mengubah mind set tentang masa pensiun. Bahwa bekerja tidak berlangsung seumur hidup. Siapa pun pasti akan berhenti bekerja dan masa tua pun pasti datang. Lantas, apa yang sudah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di hari tua? Karena itu,  masa pensiun bukan lagi "gimana nanti" tapi "nanti gimana". Jangan abai terhadap persiapan masa pensiun.

Tentu, ada banyak cara untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Mulai dari menabung, investasi atau menyiapkan dana cadangan untuk hari tua. Namun intinya, setiap pekerja tidak boleh meremehkan masa pensiun. Sejahtera atau tidaknya pekerja di hari tua harus dipersiapkan sejak dini. Harus punya keberanian untuk menyisihkan sebagian gaji untuk program pensiun. Berani menabung sejak dini di masa bekerja untuk kebutuhann sehari-hari di masa pensiun.

Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, setidaknya ada 3 (tiga) alasan, kenapa pekerja harus mengubah mind set atau cara pandang tentang masa pensiun, yaitu:

1. Masa pensiun itu bukan soal waktu tapi soal keadaan. Masa pensiun bukan soal waktu yang masih lama tapi keadaan seperti apa yang diharapkan saat masa pensiun tiba? Masa pensiun yang lebih sejahtera daripada masa bekerja atau sebaliknya.

2. Masa bekerja bukan soal kebutuhan dan gaya hidup semata tapi soal keberanian menabung untuk masa pensiun. Sudahkah pekerja berani menyisihkan sebagian kecil gajinya untuk masa pensiun. Agar tidak berdalih tentang kebutuhan hidup semata namun tetap bergaya hidup dan konsumeris.

3. Masa pensiun bukan untuk ditakuti tapi untuk dipersiapkan. Cepat atau lambat, setiap pekerja pasti pensiun maka apa yang sudah dipersiapkan sebelum hari tua tiba.

Mumpung belum terlambat. Ada baiknya setiap pekerja mulai mempersiapkan masa pensiun. Bukan untuk kaya di hari tua tapi untuk memenuhi kebutuhan di hari tua, di samping untuk mempertahankan gaya hidup seperti saat masih bekerja. Agar tidak menyesal di hari tua dan lebih nyaman di masa pensiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun