Dulu, siapa pun mau naik ojek harus cari pangkalan ojek. Sekarang, cukup pakai aplikasi ojek online. Dulu, beli tiket harus ke bandara atau stasiun, minimal travel agent. Sekarang, cukup buka aplikasi online sudah bisa pesan mau naik apa dan ke mana? Bahkan dulu, hoaks dan kebencian itu barang langka. Tapi sekarang siapa pun bisa menebar hoaks dan kebencian, pada orang yang tidak dikenal sekalipun. Jadi, memang semua sudah ada waktunya.
Sekali lagi, memang semua sudah waktunya.
Seperti si crazy rich palsu pun dulu dikagumi. Anak muda, kaya, dan berlimpah harta. Kini mereka mendekam di penjara. Moammar Khadafy, dia itu saat umur 27 tahun sudah jadi Presiden Libya, sedangkan Donald Trump baru jadi Presiden AS di usia 70 tahun. Begitu pula, Mark Zurkerberg yang punya Facebook pun jadi CEO di usia 24 tahun. Sementara Liliane Bettencourt, pewaris L' Oreal itu masih jadi CEO di usia 93 tahun. Kok bisa terjadi? Karena semua sudah waktunya.
Mungkin hari ini, ada orang yang kerjanya keluh-kesah. Bawaannya marah-marah dan terus-menerus membenci orang lain. Mentalitasnya seperti "korban". Tapi tidak sedikit orang yang rileks dan tetap berbuat baik kepada siapa pun. Ada orang yang gemar berpikir negatif, pesimis, dan serba menyalahkan orang lain. Sementara masih banyak orang yang selalu berpikir positif, optimis, dan tetap introspeksi untuk memperbaiki diri. Tentu itu bukan setingan, tapi memang sudah waktunya. Begitulah hidup manusia bergulir, tinggal memilih mau positif atau negatif? Karena apa pun bila sudah waktunya, pasti akan terjadi atas kehendak-Nya.
Di Papua, hampir semua toko buka lebih awal 2 jam daripada di Jakarta. Itu bukan karena orang Papua lebih rajin dan orang Jakarta lebih malas. Tapi karena semua sudah sesuai waktunya. Seperti anak kuliahan, ada yang baru lulus langsung dapat kerja. Gajinya lumayan tapi belum nikah-nikah. Sementara anak kuliahan yang lain, sudah lulus 3 tahun tapi belum dapat kerja namun sudah nikah. Kenapa terjadi? Karena sudah waktunya.
Jadi yang benar itu karena memang sudah waktunya. Bukan indah pada waktunya.Â
Seperti pegiat literasi di taman bacaan. Ada taman bacana yang puluhan tahun berdiri akhirnya mati. Ada pula taman bacaan yang seakan hidup mati pun tidak mau. Bahkan ada taman bacaan yang belum lama tapi bisa maju pesat. Ada taman bacaan yang gampang banget dapat donasi buku. Tapi ada pula yang susah banget menambah koleksi bukunya. Itu semua realitas di taman bacaan. Kenapa terjadi? Karena sudah waktunya dan sesuai dengan ikhtiar yang dilakukannya. Percayalah, apa yang ditanam maka itulah yang akan dituai. Semua hasil itu pasti pas dengan proses yang dijalaninya.Â
Jadi, apa arti semua memang sudah waktunya?
Sederhana saja, hidup itu tidak usah dibikin pusing. Jalani, nikmati, dan syukuri yang ada. Tetaplah ikhtiar dan doa yang baik, untuk apa pun dan di mana pun. Silakan membenci asal benar alasannnya. Silakan tetap berbuat baik bila paham konsekuensinya. Tapi satu yang pasti, siapa pun saat berbuat baik pun belum ada jaminan surga Allah SWT. Apalagi memelihara iri, benci dan berperilaku negating, mau jadi apa nantinya?
 Waktu itu modal yang paling berharga bagi siapa pun. Apabila bisa menggunakan waktu dengan baik maka hasilnya pun baik. Sebaliknya, bila hanya menyia-nyiakan waktu yang dimiliki, sungguh hasilnya pun akan buruk. Merugilah siapa pun yang membuang-buang waktu untuk perbuatan buruk. Uang, harta, dan pangkat bila hilang masih bisa dicari. Tapi siapa pun yang kehilangan waktu, tidak ada tempat untuk mencarinya?