Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semua Sudah Ada Waktunya, Bukan Indah pada Waktunya

15 April 2022   10:11 Diperbarui: 15 April 2022   10:30 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Dulu, siapa pun mau naik ojek harus cari pangkalan ojek. Sekarang, cukup pakai aplikasi ojek online. Dulu, beli tiket harus ke bandara atau stasiun, minimal travel agent. Sekarang, cukup buka aplikasi online sudah bisa pesan mau naik apa dan ke mana? Bahkan dulu, hoaks dan kebencian itu barang langka. Tapi sekarang siapa pun bisa menebar hoaks dan kebencian, pada orang yang tidak dikenal sekalipun. Jadi, memang semua sudah ada waktunya.

Sekali lagi, memang semua sudah waktunya.

Seperti si crazy rich palsu pun dulu dikagumi. Anak muda, kaya, dan berlimpah harta. Kini mereka mendekam di penjara. Moammar Khadafy, dia itu saat umur 27 tahun sudah jadi Presiden Libya, sedangkan Donald Trump baru jadi Presiden AS di usia 70 tahun. Begitu pula, Mark Zurkerberg yang punya Facebook pun jadi CEO di usia 24 tahun. Sementara Liliane Bettencourt, pewaris L' Oreal itu masih jadi CEO di usia 93 tahun. Kok bisa terjadi? Karena semua sudah waktunya.

Mungkin hari ini, ada orang yang kerjanya keluh-kesah. Bawaannya marah-marah dan terus-menerus membenci orang lain. Mentalitasnya seperti "korban". Tapi tidak sedikit orang yang rileks dan tetap berbuat baik kepada siapa pun. Ada orang yang gemar berpikir negatif, pesimis, dan serba menyalahkan orang lain. Sementara masih banyak orang yang selalu berpikir positif, optimis, dan tetap introspeksi untuk memperbaiki diri. Tentu itu bukan setingan, tapi memang sudah waktunya. Begitulah hidup manusia bergulir, tinggal memilih mau positif atau negatif? Karena apa pun bila sudah waktunya, pasti akan terjadi atas kehendak-Nya.

Di Papua, hampir semua toko buka lebih awal 2 jam daripada di Jakarta. Itu bukan karena orang Papua lebih rajin dan orang Jakarta lebih malas. Tapi karena semua sudah sesuai waktunya. Seperti anak kuliahan, ada yang baru lulus langsung dapat kerja. Gajinya lumayan tapi belum nikah-nikah. Sementara anak kuliahan yang lain, sudah lulus 3 tahun tapi belum dapat kerja namun sudah nikah. Kenapa terjadi? Karena sudah waktunya.

Jadi yang benar itu karena memang sudah waktunya. Bukan indah pada waktunya. 

Seperti pegiat literasi di taman bacaan. Ada taman bacana yang puluhan tahun berdiri akhirnya mati. Ada pula taman bacaan yang seakan hidup mati pun tidak mau. Bahkan ada taman bacaan yang belum lama tapi bisa maju pesat. Ada taman bacaan yang gampang banget dapat donasi buku. Tapi ada pula yang susah banget menambah koleksi bukunya. Itu semua realitas di taman bacaan. Kenapa terjadi? Karena sudah waktunya dan sesuai dengan ikhtiar yang dilakukannya. Percayalah, apa yang ditanam maka itulah yang akan dituai. Semua hasil itu pasti pas dengan proses yang dijalaninya. 

Jadi, apa arti semua memang sudah waktunya?

Sederhana saja, hidup itu tidak usah dibikin pusing. Jalani, nikmati, dan syukuri yang ada. Tetaplah ikhtiar dan doa yang baik, untuk apa pun dan di mana pun. Silakan membenci asal benar alasannnya. Silakan tetap berbuat baik bila paham konsekuensinya. Tapi satu yang pasti, siapa pun saat berbuat baik pun belum ada jaminan surga Allah SWT. Apalagi memelihara iri, benci dan berperilaku negating, mau jadi apa nantinya?

 Waktu itu modal yang paling berharga bagi siapa pun. Apabila bisa menggunakan waktu dengan baik maka hasilnya pun baik. Sebaliknya, bila hanya menyia-nyiakan waktu yang dimiliki, sungguh hasilnya pun akan buruk. Merugilah siapa pun yang membuang-buang waktu untuk perbuatan buruk. Uang, harta, dan pangkat bila hilang masih bisa dicari. Tapi siapa pun yang kehilangan waktu, tidak ada tempat untuk mencarinya?

Semua memang sudah waktunya, Maka hargai dan gunakan waktu yang tersisa sebaik mungkin. Jalani setiap detik waktu untuk kebaikan. Belajarlah dari masa lalu, bersiaplah untuk masa depan, dan gunakan waktu hari ini sebaik mungkin. Jangan buang waktu untuk pikiran dan perbuatan buruk. Bila perlu, jangan bergaul dengan orang-orang yang hanya bisa membuang waktu, Maka gunakan waktu yang tersisa untuk kebaikan. Agar tidak menyesal di kemudian hari.

Kenapa waktu begitu penting? Karena waktu adalah hal yang paling diinginkan banyak orang. Tapi juga paling sering diabaikan sebagian besar orang. Hingga dunia pun mampu menipu waktu yang dimiliki siapa pun. Demi waktu, berubahlah untuk menjadi lebih baik. Apalagi setelah ibadah Ramadhan tahun ini. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun