Masa pensiun, cepat atau lambat pasti tiba. Sementara TPP pekerja tidak dipersiapkan atau belum memadai. Maka kesiapan masa pensiun memang harus dipersiapkan sejak dini. Apalagi perusahaan atau pemberi kerja yang harus membayarkan uang pesangon pekerja, baik atas sebab pensiun, di-PHK atau meninggal dunia.Â
Maka solusinya, setiap pekerja dan pemberi kerja semestinya berani menabung untuk dana pensiun. Agar akumulasi dana pensiun yang tersedia lebih optimal. Salah satu caranya dapat dilakukan melalui program pensiun seperti DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Karena DPLK memang didesikasikan untuk kesejahteraan pekerja di masa pensiun, di samping orientasinya untuk hari tua.
Melalui DPLK, setidaknya ada 3 (tiga) keuntungan yang diperoleh pekerja, yaitu: 1) adanya kepastian dana untuk masa pensiun, 2) adanya hasil investasi yang optimal selama ditabung, dan 3) adanya insentif pajak saat dana pensiun dibayarkan, sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketahuillah, apa yang terjadi di masa depan sama sekali tidak pasti. Sementara biaya hidup dari waktu ke waktu semakin tinggi. Kondisi keuangan di masa datang pun tidak pasti, apalagi di masa pandemi Covid-19. Belum lagi, masa pensiun seorang pekerja yang tergolong lama membutuhkan biaya yang besar karena angka harapan hidup orang Indonesia terus bertambah, kini mencapai 72 tahun. Belum lagi, gaya hidup modern yang butuh biaya tidak kecil. Maka suka tidak suka, dana pensiun harusnya jadi prioritas. Sebagai sumber penghasilan seorang pekerja di masa pensiun.
Berapa pun TPP yang diharapkan seorang pekerja, tentu dapat disesuaikan dengan kondisi "kantong" masing-masing. Asal berani memulai dari sekarang dan tidak menunda lagi untuk mengikuti program dana pensiun.Â
Kini, keputusan ada di tangan pekerja sendiri. Karena setelah masa bekerja ada masa pensiun. Dan Setiap pekerja bertanggung jawab atas tingkat penghasilan pensiun (TPP)-nya sendiri. Mau seperti apa di masa pensiun? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H