Lalu bagaimana cara taman bacaan bersyukur?
Apalagi bila taman bacaannya terkendala, entah buku, anak atau fasilitas. Mungkin sederhana saja, taman bacaan fokus saja pada upaya mencari solusinya. Bukan meratapi masalahnya lalu jadi frustrasi. Menurut saya, selama ini terlalu banyak orang hanya fokus pada masalah. Bukan pada solusi. Sehingga kreativitas bahkan "keberntungan" pun enggan berpihak.
Bersyukur di taman bacaan. Panduannya kan begini, bersyukur itu cara untuk ditambah nikmat. Maka bila bersyukur maka apapun masalahnya pasti ada jalan keluarnya. Nah, taman bacaan perlu paham empat cara bersyukur:
1. Bersyukur dengan hati. Yakini bahwa apa yang terjadi di taman bacaan itu sudah sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak usah terlalu optimis juga jangan pesimis. Syukuri saja dengan hati.
2. Bersyukur dengan lisan. Lakukan ucapan yang baik-baik, doa yang baik agar apapun kendala di taman bacaan bisa diatasi. Tentu dengan bantuan yang Maha Kuasa.
3. Bersyukur dengan tindakan. Nah ini penting, beryukur memang harus diikuti dengan perbuatan. Karena syukur bukan hanya omongan apalagi diskusi. Merapihkan buku, mendampingi anak membaca dan lainnya, itu semua tanda bersyukur. Terlepas dari masalah di taman bacaan sudah tuntas atau belum.
4. Menerima yang ada dan merawatnya. Terakhir, bila keadaan mentok ya sudah, terima semua keadaaan dan rawat agar menjadi lebih baik. Inilah yang disebut sabar. Taman bacaan pun butuh kesabaran, selain proses yang baik.
Maka apa yang ingin saya katakan? Dengan tegas, saya dan TBM Lentera Pustaka harus bersyukur. Karena semua urusan di taman bacaan selalu ada solusinya.Â
Masalah ada tapi tetap bisa ditangani dengan layak. Maka saya mengajak, siapa pun yang menjadi bagian TBM Lentera Pustaka untuk bersyukur dan terus bersyukur. Sekali lagi, apapun masalahnya tidak ada alasan selain BERSYUKUR.Â
Karena di taman bacaan selalu saja ada orang baik datang. Sehingga semua urusannya, menjadi mudah. Apalagi taman bacaan, manfaatnya sangat besar. Isinya pun orang-orang sosial.Â