Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unjuk Rasa Anak-anak di Taman Bacaan Lentera Pustaka, Kenapa Terjadi?

30 Agustus 2021   14:46 Diperbarui: 30 Agustus 2021   16:03 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan hasilnya kini, TBM Lentera Pustaka memiliki lebi dari 16o anak pembaca aktif dari sebelumnya hanya 14 anak saat berdiri tahun 2017 lalu. Anak-anak yang membaca buku seminggu 3 kali dan berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). 

Selain itu, TBM Lentera Pustaka pun menjalankan program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf, KEPRA (Kelas PRAsekolah) yang diikuti 25 anak usia PAUD, YABI (YAtim BInaan) yang menyantuni 16 anak yatim, JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo, dan KOPERASI LENTERA dnegan 25 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk mengatasi soal rentenir dan utang berbunga tinggi. Bahkan ada pula TBM Ramah Difabel yang diikuti 3 anak difabel di TBM Lentera Pustaka. 

Aksi demo atau unjuk rasa, mungkin sah-sah saja bagi siapa pun. Tapi di TBM Lentera Pustaka, demo atau unjuk rasa dlakukan hanya untuk kampanye "Ayo Baca". Alias mengajak anak-anak untuk datang dan membaca di taman bacaan. 

Karena padaa akhirnya demo atau kampanye yang paling penting seharusnya berujung pada nilai-nilai kebaikan dan "kemanusiaan". Kampanye untuk membangun peradaban rakyat dan memajukan pendidikannya. Dan semua itu, bukan sebatas slogan atau pikiran. Tapi eksekusi dan aksi nyata.

Kampanye Ayo Baca, adalah praktik baik yang ada di taman bacaan. Lembaga pendidikan masyarakat atau nonformal yang bekerja untuk kemanusiaan dan kebaikan orang banyak. Akan entingnya menebar manfaat untuk sesama anak bangsa. Agar anak-anak kampung di kaki Gunung Salak Bogor mau membaca. 

Sebagai bentuk perlawanan sederhana terhadap putus sekolah dan pernikahan dini. Salam literasi. #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KampungLiterasiSukaluyu #BacaBukanMaen

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun