1. Mengubah persepsi bahwa taman bacaan bukan hanya tempat membaca atau gudang buku. Tapi tempat membangun peradaban masyarakat. Masyarakat yang literat, masyarakat yang tidak terlibat hoaks, ujaran kebencian atau tertib sosial bisa dimulai dari taman bacaan.
2. Mengubah persepsi bahwa taman bacaan fokus pada ketersediaan akses buku bacaan ke anak-anak. Bukan menuding minat baca rendah. Karena tidak ada minat baca yang tinggi manakala ketersediaan akses buku bacaannya minim.
3. Mengubah persepsi bahwa taman bacaan butuh kolaborasi dan sinergi pihak lain. Tidak ada taman bacaan tanpa dukungan banyak pihak. Mau seperti apa dan bagaimana anak-anak kita ke depan?.
Bila ketiga hal di atas tercapai, maka the power of taman bacaan pun terwujud. Maka jangan remehkan eksistensi taman bacaan di mana pun. Agar peradaban masyarakat yang literat tetap bisa dipertahankan. Bahkan dibuat menjadi lebih baik, lebih optimal.
The power of taman bacaan.
Jika bisa saling peduli, mengapa memilih untuk tidak peduli? Karena tanpa membaca, siapa pun akan merana. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #ThePowerofTamanBacaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H