Lebih dari itu, TBM Lentera Pustaka pun menjalankan program -program lainnya seperti 1) Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) dengan 9 warga belajar, 2) Kelas PRAsekolah (Kepra) dengan 25 anak, 3) Sosialisais Anak Difabel 3 anak, 4) YAtim BInaan (YABI) dengan 16 anak yatim, 5) JOMpo BInaan (JOMBI) dengan 8 lansia, 6) Koperasi Lentera dengan 25 anggota, 7) gerakan RAjin menaBUng (RABU), 8) DONasi BUKu, dan 9) LITerasi DIGital rutin seminggu sekali.Â
Taman bacaan sebagai sentar pemberdayaan masyarakat, di samping menjadi taman bacaan yang inklusif dan ramah anak difabel.
Maka di balik, banyaknya masyarakat atau korporasi yang belum mengenal aktivitas taman bacaan. The power of taman bacaan memiliki "kekuatan khas" yang patut diperhitungkan.Â
Sebagai sarana pendidikan masyarakat (sesuai sebutan Kemdikbud RI), taman bacaan mampu menjadi "ujung tombak" pendidikan masyarakat dalam segala hal, bila mau dipahami bersama. Sebua ikhtiar membangun peradaban baik masyarakat yang "lebih dekat" dengan warganya, tidak seperti sekolah atau pendidikan formal.
Tapi sayang, the power of taman bacaan bukan tanpa kendala. Karena faktanya, 60% fasilitas taman bacaan yang ada di Indonesia belum memadai. Bahkan 63% koleksi buku pun tidak memadai.Â
Begitulah hasil survei tata kelola taman bacaan yang dilakukan TBM Lentera Pustaka pada Juni 2019. Oleh karena itu, eksistensi taman bacaan di mana pun sangat membutuhkan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak, baik donatur buku, relawan, dan korporasi.
Lalu bagaimana mewujudkan the power of taman bacaan?Â
Tentu ada banyak cara. Namun intinya adalah 1) memastikan tata kelola taman bacaan seoptimal mungkin bagi para pengelola taman bacaan dan 2) kepedulian masyarakat, relawan, korporasi untuk mendukung aktivitas taman bacaan. Karena taman bacaan sulit beroperasi tanpa kolaborasi dan sinergi dengan pihak lain.Â
The power of taman bacaan adalah kesadaran Bersama. Sebuah good will untuk menegakkan perilaku membaca dan gerakan literasi di bumi Indonesia. Ikhtiar mendekatkan anak-anak dengan buku bacaan sebagai cara meningkatkan ilmu pengetahuan, di samping menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan pendidikan karakter anak-anak Indonesia.
The power of taman bacaan, pada akhirnya bertumpu pada ikhtiar mengubah tiga persepsi yaitu: