Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rela Perut Kosong demi Anak-anaknya, In Memoriam Ambo Lotang Yunus

15 Juni 2021   04:28 Diperbarui: 15 Juni 2021   04:27 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok suami yang begitu setia merawat dan menemani istrinya yang sakit selama 20 tahun. Meenyuapi, memandikan, menggantikan pakaian, bahkan mencebokinya. Bapak Ambo Lotang Yunus, rela berkorban apapun untuk istri dan anak-anaknya. Sekalipun di masa pensiunnya.

Hingga akhirnya suatu siang, Bapak Ambo Lotang Yunus yang rela perutnya kosong demi anak-anaknya pun mengeluh dadanya sakit. Dan terlihat lemas. Agak sulit berjalan. Tapi saat diajak ke rumah sakit, dia menjawab, "Tidak usah, Nak". Hanya bisa terduduk di dalam kamarnya. Sesekali berjalan di sekitar rumah dengan lemah. Tidak lagi bisa berkeliling dengan motor kesayangannya walau hanya mencari sarapan. Dan akhirnya di suatu sore Selasa 8 Juni 2021 pukul 15.16 WIB, sang prajurit teladan pun menghembuskan nafas terakhir menyusul sang istri. Innnalilalhi wainna ilaihi rojiun. Insya Allah, beliau husnul khotimah. 

Lalu, apa artinya tulisan ini?

Sungguh, selama ini banyak anak-anak yang tidak paham betapa besar pengorbanan dan cinta seorang ayah. Kasih sayang pun bukan hanya milik Ibu. Tapi ayah pun punya kekuatan tersendiri untuk menyatakan cinta kepada anak-anaknya. Tanpa kata-kata, hanya dengan perbuatan dan perjuangan dalam hidupnya. Maka kini saatnya, wujudkanlah cinta dan kasih sayang kepada ayah dan ibu, selagi masih ada waktu.

Hikmahnya, cintai ayah kita, sayangi orang tua kita. Selagi mereka masih ada di samping kita. Karena mereka sudah buktikan cinta dan kasih sayangnya melalui perbuatan, melalui pengorbanan yang besar untuk anak-anaknya. Tanpa kata-kata, tanpa pamrih. 

Agar esok, tidak ada lagi anak-anak yang lupa bertanya kepada sosok ayah. Atau skeadar bercengkrama dengan ibu. Karena seberapa hebat anak-anak hari ini, hanya dibutuhkan perhatian kepada orang tuanya. Dan orang tua itu bukan handphone, bukan gawai. #InMemoriamLotangYunus #AmboLotangYunus #PensiunanTentara #SangPrajuritTeladan #SelamatJalanPakLotang

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun