Sekolah Pascasarjana (SPS) Universitas Pakuan (Unpak) menyelenggarakan seminar secara daring bertema "Membangun Kompetensi Holistik dan Penguatan Sumberdaya Manusia (SDM) Pendidikan Dasar dan Menengah di Era New Normal" sebagai bagian dari kerjasama SPS Unpak dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan 1 - 6 yang meliputi Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur serta kersama dengan Kementerian Agama Kota Bogor. Pada 17 Februari 2021.
Hadir dalam seminar ini Rektor Universitas Pakuan , Prof. Dr. Bibin Rubini, M.Pd., Dekan SPS Unpak, Prof Dr. Ing. Soewarto Hardhienata, para narasumber: Guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, Drs. Aang Karyana, M.Pd, Dosen Universitas Pakuan, Dr. Griet Helena Laihad, M.Pd dan Moderator Dr. Dian Wulandari, M.Pd. Adapun sebagai pengatur acara Dr. Dadang Jaenudin, M.Si.
Dekan Pascasarjana Unpak, Prof Dr. Ing. Soewarto Hardhienata dalam sambutannya menekankan pentingnya menciptakan suasana dan budaya akademik yang akan terus dikembangkan oleh SPS Unpak khususnya dan Universitas Pakuan pada umumnya. m
"Seminar semacam ini bukan hanya dilakukan oleh SPS, namun oleh semua program studi yang ada di lingkunagn SPS Unpak sebagai bagian dari peningkatan suasana akademik yang mendukung" ujar Guru Besar lulusan Jerman ini.
Sementara itu, Rektor Universitas Pakuan, Prof. Dr. Bibin Rubini, M.Pd., menyampaikan keynote speech bahwa komptensi holistik dalam melaksanakan pendidikan di era pandemic dan new normal ini sangat diperlukan karena tanpa  keterampilan itu maka tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan pasti akan sulit tercapai. Kompetensi holistic tersebut antara lain  guru harus memiliki kemampuan untuk memengaruhi peserta didik pada ranah kognitif peserta didik (head), keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam hidup (hand), memiliki oleh rasa yang baik (heart), dan kemampuan hidup dalam masyarakat secara baik (humanity). "Pendidikan yang holistik hanya bisa dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi berkualitas uang komprehensif" kata Guru Besar Unpak dalam Bidang Pendidikan Sains ini.
Guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si dalam paparanya menyampaikan bahwa pelaksanaan pendidikan membutuhkan guru-guru yang memiliki karakter, kompetensi dan literasi. Namun menurutnya bahwa karakter lebih penting dari komptensi karena tanpa karakter, maka pelaksanaan pendidikan tidak akan menghasilkan SDM yang siap hidup di era new normal yang penuh dengan ketidakpastian. Karakter menurut pria yang berulang tahun pada Februari ini terbagi dua yaitu karakter moral seperti kejujuran dan integritas dan karakter kerja seperti disiplin dan kemampuan kerjasama.Â
"Karakter sangat penting dalam pendidikan, coba bagaimana jika guru tidak memiliki karakter. Apa yang mau ditanamkan pada peserta didik? Guru harus memiliki karakter baik itu karakter moral seperti jujur dan integritas maupun karakter kerja seperti disiplin dan kerjasama", paparnya.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, Drs. Aang Karyana, M.Pd dalam paparanya menyampaikan bahwa era pandemic atau new normal ini membuat guru harus beradaptasi dengan cepat dan tepat dengan ilmu dan teknologi komunikasi (TIK) yang berkembang sangat cepat. Tentu dalam adaptasi itu guru harus memiliki kompetensi yang holistic sehingga pelaksanaan pendidikan tetap berjalan dengan baik.Â
"Era new normal atau era pandemic ini ada sisi positifnya juga yaitu memaksa guru-guru untuk terus belajar dan beradaptasi dengan berbagai perubahan, teruslah belajar agar menjadi guru yang sukses" paparnya.
Sementara itu, Dosen Universitas Pakuan, Dr. Griet Helena Laihad, M.Pd menyampaikan bahwa era pandemic ini guru perlu memiliki karakter yang tercermin dalam organizational citizenship behavior (OCB). Perilaku OCB ini lahir dari keiklasan, tidak mengharapkan imbalan, mau menolong sesame guru, dan memberikan informasi-informasi yang relevan pada guru dan orang tua. "Karakter guru dalam era pandami ini harus tercermin dari perilaku OCB, yaitu keinginan untuk menolong, memberikan informasi dan melakukan hal-hal lainnya yang membuat pendidikan berjalan dengan baik", papar Dosen Administrasi Pendidikan ini.
Selesai acara seminar dilanjutkan dengan sosialisasi beberapa Program Studi (Prodi)  yang ada di lingkungan SPS Unpak. Sosialisasi dimulai oleh Prodi Administrasi/Manajemen Pendidikan (terakreditas A) yang disampaikan oleh Dr. Rais Hidayat, M.Pd, sosialisasi Pendidikan IPA (terakreditasi A) oleh Prof. Dr. Indarini Dwi Pursitasari, M.Si, dan sosialisasi Prodi S3 Manajemen Pendidikan (terakreditasi B) oleh Dr. Dian Wulandari, M.Pd. Seminar ini dikuti 894 peserta terdiri dari guru (86 persen), kepala sekolah (14 persen), dan lainnya (1 persen). Peserta selain dari Kota Bogor dan Kabupaten Bogor juga  dari Sukabumi, Depok Cianjur dan bahkan luar Jawa.
Harapannya, setelah pandemi nanti, pendidikan akan membiarkan peran lebih penting dalam peningkatan kualitas SD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H