Bahkan nilai rata-rata nasional Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2017 lalu, ada 70 persen guru belum memiliki kompetensi dasar, masih di bahwa nilai standar yang dipersyaratkan yaitu 75.Â
Hanya 30 persen guru yang memiliki kompetensi yang memadai. Konsekuesninya, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dari United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2019 pun hanya 0,707, berada di peringkat ke-111 dari total 189 negara.
Bila tujuan pendidikan, menuurt UU No. 20/2003, adalah 1) mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, 2) mengembangkan kesehatan dan akhlak mulia dari peserta didik, dan 3) membentuk peserta didik yang terampil, kreatif, dan mandiri.
Maka jawabnya ada di tangan guru. Guru harus mampu berhadapan dengan segala masalah dan realitas Pendidikan. Di tetap mampu mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas, yang tidak hanya terbatas pada kemampuan kognitif siswa tetapi afektif dan psikomotor. Guru harus lebih kreatif dalam mengajar, itulah sosok guru yang ideal.
Guru Ideal
Guru ideal harusnya mampu mengatasiproblematika belajar. Guru yang kompeten dalam menjalankan kegiatan proses belajar mengajar (PBM), di samping mau menyesuaikan diri dengan dinamika peradaban dan zaman.Â
Guru ideal, sejatinya tidak menjadikan belajar sebagai proses untuk mencetak siswa sebagai "ahli". Tapi belajar adalah proses agar siswa dapat menemukan potensi dan jati dirinya. Belajar bukan hanya pengetahuan namun memperkaya pengalaman siswa.
Guru sebaiknya menjadi sosok yang tidak dominan di dalam kelas. Agar pembelajaran di sekolah bukan hanya menyajikan kurikulum dan penguasaan materi pelajaran semata.Â
Tapi mampu mengubah siswa menjadi kompeten sesuai dengan potensi dirinya. Penciptaan suasana belajar yang dinamis, produktif, dan profesional harus menjadi spirit guru yang dieal. Sehingga implikasinya, guru mampu menjadi fasilitator dalam membentuk kepribadian siswa yang kokoh, baik secara intelektual, moral.Â
Maka guru ideal, bukan hanya memiliki kompetensi pedagogis, namun kompetensi profesional, sosial, dan kepribadian. Agar guru memang layak 'digugu".