Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewujudkan Sosok Guru yang Ideal, Selamat Hari Guru

25 November 2020   07:33 Diperbarui: 25 November 2020   07:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan nilai rata-rata nasional Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2017 lalu, ada 70 persen guru belum memiliki kompetensi dasar, masih di bahwa nilai standar yang dipersyaratkan yaitu 75. 

Hanya 30 persen guru yang memiliki kompetensi yang memadai. Konsekuesninya, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dari United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2019 pun hanya 0,707, berada di peringkat ke-111 dari total 189 negara.

Bila tujuan pendidikan, menuurt UU No. 20/2003, adalah 1) mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, 2) mengembangkan kesehatan dan akhlak mulia dari peserta didik, dan 3) membentuk peserta didik yang terampil, kreatif, dan mandiri.

Maka jawabnya ada di tangan guru. Guru harus mampu berhadapan dengan segala masalah dan realitas Pendidikan. Di tetap mampu mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas, yang tidak hanya terbatas pada kemampuan kognitif siswa tetapi afektif dan psikomotor. Guru harus lebih kreatif dalam mengajar, itulah sosok guru yang ideal.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Guru Ideal

Guru ideal harusnya mampu mengatasiproblematika belajar. Guru yang kompeten dalam menjalankan kegiatan proses belajar mengajar (PBM), di samping mau menyesuaikan diri dengan dinamika peradaban dan zaman. 

Guru ideal, sejatinya tidak menjadikan belajar sebagai proses untuk mencetak siswa sebagai "ahli". Tapi belajar adalah proses agar siswa dapat menemukan potensi dan jati dirinya. Belajar bukan hanya pengetahuan namun memperkaya pengalaman siswa.

Guru sebaiknya menjadi sosok yang tidak dominan di dalam kelas. Agar pembelajaran di sekolah bukan hanya menyajikan kurikulum dan penguasaan materi pelajaran semata. 

Tapi mampu mengubah siswa menjadi kompeten sesuai dengan potensi dirinya. Penciptaan suasana belajar yang dinamis, produktif, dan profesional harus menjadi spirit guru yang dieal. Sehingga implikasinya, guru mampu menjadi fasilitator dalam membentuk kepribadian siswa yang kokoh, baik secara intelektual, moral. 

Maka guru ideal, bukan hanya memiliki kompetensi pedagogis, namun kompetensi profesional, sosial, dan kepribadian. Agar guru memang layak 'digugu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun