Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampus Rujukan Menuju Panutan, Dies Natalis ke-17 Unindra

6 September 2020   22:31 Diperbarui: 6 September 2020   22:44 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah Ivan Illich, filosof pendidikan yang menegaskan. Bahwa institusi institusi pendidikan bukan sebuah komoditas. Maka kampus bukanlah pabrik yang mengolah "bahan baku" mahasiswa, lalu mengubahnya menjadi "produk" pekerja. Pendidikan bukanlah wadah yang memberi janji kepada seorang mahasiswa pasti mendapatkan sukses dan terjamin hidupnya. Tapi pendidikan adalah proses untuk menemukan jati diri dan sanggup "bertahan hidup" dalam setiap keadaan dengan karakter yang kokoh dan keteladanan yang dimilikinya. Proses belajar untuk menjawab setiap tantangan dan perubahan zaman yang tidak terbatas hanya di ruang kelas, deschooling society.

Belajar adalah sebuah sejarah. Maka belajar pun bersifat dinamis, tidak statis. Persis seperti bumi tempat berpijak manusia pun akan mengulang sejarahnya hingga kiamat tiba nantinya. Manusia di masa tuanya pun akan mengulang sejarah masa kecilnya. Seperti kata Heraclitus "panta rei", tidak ada yang tidak berubah. Semua sisi kehidupan pasti bergerak dan berubah. Tinggal masalahnya, mampu atau tidak kita menyikapi perubahan dan tetap realistis dalam menerima keadaan.

Maka Dies Natalis ke-17 Unindra, sangat layak disematkan predikat "Kampus Rujukan Menuju Panutan". Sebuah kampus yang dapat menjadi acuan pembelajaran hingga berujung keteladanan. Baik dalam pikiran, sikap, dan perilaku. Untuk selalu istiqomah dalam mencerdaskan anak bangsa.

Terima kasih Unindra telah menjadi bagian dalam perjalanan dalam setiap langkah kehidupan anak manusia. Semoga maju terus dan jaya selalu sambil tetap bersyukur dengan ikhlas dan tulus.  #DiesNatalis17Unindra #UnindraKeren

Sumber: Unindra
Sumber: Unindra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun