Jadi, besar kecilnya uang pensiun di DPLK tentu ada di tangan Anda sendiri. Kapan mau memulai, berapa iuran yang disisihkan, dan berapa lama jadi peserta?
Mau nabung atau tidak untuk masa pensiun. Tentu ada di tangan Anda sendiri. Bukan ada di tangan orang lain. Hidup itu harus bersikap dan jangan mudah terpengaruh orang lain. Apalagi terpengaruh gaya hidup. Bila bermanfaat, maka persiapkanlah. Jika tidak ada manfaat atau memang sudah kaya sejak balita, tentu Anda tidak perlu uang pensiun bukan?
Asal jangan seperti kawan saya yang lainnya.
Empat tahun lalu pensiun. Sekarang tidak bekerja lagi. Maaf, rambutnya sudah putih semua. Daya ingat menurun. Daya tahan tubuh pun sudah mengendur. Anak-anaknya sibuk dengan urusan masing-masing, Istrinya pun sakit-sakitan. Tiap hari mengeluh. Dan kini menyatakan menyesal. Karena saat bekerja dulu sama sekali tidak menyiapkan masa pensiun. Tidak ada tabungan yang disisihkan untuk hari tuanya. Sayang, "nasi sudah menjadi bubur".
Kadang, sesuatu yang tidak tampak di depan mata memang sering diabaikan banyak orang. Mereka lebih senang dengan yang kasat mata. Apalagi untuk sebuah eksistensi masa kini; demi berkibarnya ego ditambah gaya hidup. Uang pensiun, memang untuk nanti. Tapi bila tidak dipersiapkan, uang pensiun pun tidak aka nada atau tidak akan cukup untuk hari tua.
Maka jangan tanya berapa besarnya  yang akan didapat pada saat pensiun. Tapi berapa yang sudah disisihkan untuk masa pensiun... #YukSiapkanPensiun #EdukasiPensiun #EdukasiDanaPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H