Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa Ramai Tagar Boikot TVRI? Oh, Ternyata ...

29 Mei 2020   20:12 Diperbarui: 29 Mei 2020   20:11 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk siapapu dan untuk jabatan publik apapun. Karena akhlak menjadi pangkal segalanya. Selagi akhlak-nya jelek maka jeleknya perilaku dan sikapnya. Selagi akhlaknya baik, maka akan baik perilaku dan sikapnya. Dan saya percaya itu, karena itu ajaran agama. Jangan sebaliknya, menjadikan publik ragu terhadap pengangkatan sebuah jabatan publik. Sehingga berkembanglah spekulasi krisi akhlak. Atau pernyataan, apakah tidak ada orang lain yang lebih pantas? Mari kita bertanya, kenapa semua itu bisa terjadi?

Semua jabatan publik di negeri ini, seharusnya memperhatikan kriteria akhlak dari orang yang dipilihnya atau diangkatnya. Apapun itu. Akhlak harus jadi acuan utama. Dan setidaknya, ada 4 kriteria akhlak yang bisa diukur dari seseorang untuk jabatan publik, yaitu:

1. Apakah orangnya jujur dan dapat dipercaya?

2. Apakah orangnya adil dalam mengambil keputusan?

3. Apakah orangnya peduli terhadap orang lai, bukan dirinya sendiri?

4. Apakah orangnya berperilaku etis dalam kehidupan?

Dengan 4 indikator itu, silakan saja dicari tahu tentang si kandidat yang akan mengisi jabatan publik. Pasti bisa dan pasti bisa dibeberakan secara transparan. Jika perlu, alasan akhlak itulah yang menjadi "key messages" dari pengangkatan seorang pejabat publik. Tentu setelah soal

Visi-misi, kecakapan, kecerdasan, dan pengalaman sekalipun.

Terlepas dari akan seperti apa TVRI ke depan. Saya tentu tidak bisa memprediksi. Tapi saya berharap, TVRI sebagai Lembaga penyiaran tertua milik negara bisa menjadi lebih baik. Lebih profesional dan lebih ber-akhlak. Sekalipun milik pemerintah, katakan yang benar bila itu benar dan katakana yang salah bila itu salah.

Akhirnya yang paling penting. Adalah "jangan terburu-buru dalam segala hal; karena terburu-buru selalu gagal meraih hasil yang optimal".... #BudayaLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun