Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makin Sadar, Pelajaran dari Virus Corona

12 April 2020   07:15 Diperbarui: 12 April 2020   07:18 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka gak suka. Wabah virus corona itu bikin sadar banyak orang. Bahwa virus yang gak kelihatan kok bisa menjalar ke seluruh belahan dunia. Bikin pusing sejagat. Bikin repot se-negara. Virus yang berubah jadi penyakit yang mematikan. 

Semuanya terperangah, walau agak sedikit bingung. Entah sebab apa virus itu merebak? Lalu, apa pula salahnya manusia yang diserangnya? Sungguh, sulit menjawabnya.

Tapi setidaknya, virus corona itu bikin sadar; sangat menyadarkan. Bahwa manusia itu tidak ada apa-apanya. Tiba-tiba diserang virus, lantas detak kehidupan pun terganggu. 

Sekolah dan kampus disuruh belajar jarak jauh. Kantor-kantor disuruh kerja dari rumah. Orang bergerombol dilarang. Cuci tangan yang dulu disepelekan kini jadi mata pelajaran penting lagi. Kemarin-kemarin muka dibungkus kosmetik, kini dibungkus masker. Makin sadar.

Sadar. Manusia, mau setinggi apapun bicaranya tetap gak ada apa-apanya. Mau sehebat apapun pendidikannya, tetap makhluk tak berdaya. Jadi, apalah yang harus disombongkan. 

Pangkat, jabatan apalagi harta sama sekali gak ada makna. Terlalu lemah. Dikasih dentuman di malam hari pun, bingung dan bertanya entah dari mana asalnya?

Maka esok, setelah wabah virus ini berlalu. Harusnya kita makin sadar. Bukan makin lupa. Bahwa pernah ada virus di dunia ini yang "mudah" mematikan. Sehingga hidup jangan dibikin "sulit" lalu menyingkirkan kesadaran. Jadi lebih sadar.

Hari ini kita makin sadar. Bahwa orang yang bisa ketawa begitu keras. Pasti pula bisa menjerit sama kerasnya. Maka harusnya, orang-orang yang pandai mencari kekurangan siapapun. Pasti sama pandainya untuk bisa menemukan kelebihan pada orang lain. Agar seimbang. Sebagai tanda sadar.

Saya hanya ingin sadar. Bahwa sebelum saya mengeluh soal apapun. Maka saya harus lebih dulu mensyukuri dulu apa yang sudah saya nikmati. Sebelum saya teriak-teriak soal apapun, saya harus berdiam diri dan sabar terlebih dulu. 

Sebelum saya menyombongkan diri maka saya harus merasa rendah diri dulu. Karena di luar sana, masih banyak orang yang tidak bernasib baik seperti saya. Persis, seperti masih banyak pula bangsa yang tidak sebaik Indonesia.

Saya makin sadar. Wabah virus corona ini pasti bisa dilewati. Asal semua orang mau patuh, dan bersedia taat pada aturan. Untuk tetap #DiRumahAja, rajin cuci tangan, selalu jaga jarak satu sama lainnya, dan hindari kerumunan. 

Karena saya punya pilihan; mau patuh atau tidak patuh. Sekalipun masih ada saudara saya yang "tidak punya pilihan" dan terpaksa harus keluar rumah demi sesuap nasi. Semua itu harus disadari, dan makin menyadarkan kita bersama.

Kadang kita sering lupa. Cinta itu tidak pernah menciptakan pernikahan. Tapi pernikahan yang sadar, itulah yang menciptakan cinta. Maka yang sama, kesadaran dalam bernegara dan berharmoni itulah yang menciptakan kesehatan, keselamatan bersama.

Virus corona memberi satu pelajaran. Tentang sadar, tentang kesadaran. Bahwa hidup gak bisa hanya bersandar pada logika atau otak. Tapi harus diimbangi dengan hati nurani, bahkan etika. Bila berani membenci, maka harus berani pula menyukai. Berani bilang buruk, maka harus berani pula bilang baik.

Sadar. Karena seorang alim itu makin punya banyak ilmu. Semakin sadar akan luasnya ilmu Allah SWT. Makin sadar, manusia sehebat apapun tetap bukan apa-apa saat diterpa cobaan. Makin tambah usia pun harus makin tambah manfaatnya buat orang lain. Karena semua ada dalam genggaman-Nya ... tabikk #BudayaLiterasi #LawanVirusCorona

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun