Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 dari 10 Taman Bacaan di Indonesia Berpotensi Bangkrut

29 Maret 2020   07:27 Diperbarui: 29 Maret 2020   07:36 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Kelurahan/Desa, berperan dalam hal: a) Memberikan keteladanan berliterasi kepada seluruh warga desa; b) Membuat dan mengembangkan peraturan dan kebijakan GLN di desa; c) Membangun sarana dan prasarana penunjang GLN di desa; d) Melakukan sinergi dan implementasi GLN dengan satuan pendidikan, komunitas literasi serta tokoh msyarakat; dan e) Mengalokasikan dana desa untuk mengembangkan GLN di desa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Minimnya dana operasional untuk menjalankan aktivitas taman bacaan, sungguh sangat menyulitkan taman bacaan dalam menjalankan perannya untuk membangun tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Jangankan untuk membeli buku baru sebagai koleksi taman bacaan, untuk memenuhi operasional bulanan saja tidak mencukupi. Sementara itu, para pegiat literasi atau pengelola taman bacaan sudah mendedikasikan tenaga, pikiran, dan waktu untuk gerakan literasi di masyarakat. Maka apa boleh buat, sangat mungkin taman bacaan "bangkrut" akibat tidak adanya dana yang cukup untuk menjalankan kegiatan membaca di masyarakat.

Oleh karena itu, kini saaatnya seluruh pihak dan para pemangku kepentingan untuk mulai memperhatikan dan peduli terhadap kegiatan taman bacaan di manapun berada. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak dan masyarakat Indonesia. Intinya, pihak pemerintah daerah atau donatur perlu ikut peduli terhadap "kebertahanan" eksistensi taman bacaan di Indonesia, khususnya dalam membantu penyediaan dana operasional bulanan. 

Bila taman bacaan penting, maka siapa yang harus membantunya?

Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang mau kapan lagi. Tentu, demi masa depan anak-anak Indonesia. Salam Literasi! #SurveiTamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BudayaLiterasi

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun