Virus yang dapat disembuhkan setingkat corona pun ramai dibikin hoaks. Bukannya mewaspadai malah menyebarkan berita bohong. Hingga terjadilah kegaduhan, panic buying hingga penimbunan masker bahkan perbuatan tidak berperi-kemanusiaan lainnya. Maka suka tidak suka, Kepolisian RI (Polri) terpaksa bertindak tegas kepada penyebar hoaks di manapun berada. Rekam jejak digital para penyebar hoaks harus diinventarisir. Termasuk penindakan kepada orang-orang culas yang berusaha mengambil keuntungan sepihak di balik kasus merebaknya virus corona. Sekali lagi, Polri tidak akan sungkan menindak mereka yang terbukti melanggar hukum.
Kenapa kami terlibat hoaks?
Karena agama kami adalah "share and like". Kami hanya bisa percaya pada berita yang berseliweran dekat kami, sekalipun itu tidak benar.
Kami pun dirasuki kebencian. Sehingga apapun yang bisa melemahkan "musuh kami" akan kami lakukan. Karena hoaks atau berita bohong itu sudah cukup mewakili emosi, sentimen diri kami. Di mata kami, berita tidak lagi penting benar atau tidaknya. Asalkan bisa bikin kegaduhan, merusak kepercayaan orang yang kami benci, atau bisa jadi alat menyerang musuh kamu. Sungguh itu semua sudah cukup. Karena hoaks sudah jadi bagian hidup kami, perilaku kami sehari-hari.
Kami pun makin bodoh. Bukan hanya karena hoaks. Tapi kami malas untuk memverifikasi kebenarannya. Kami gagal tabayun, susah untuk berbaik sangka. Kami tidak peduli pada sumber berita, situs online yang tidak kredibel pun kami percaya. Asal bisa disebarkan melalui media sosial.
Jadi, maaf kami yang bodoh karena terlalu percaya pada hoaks.
Maka jangan larang kami menyebarkan hoaks. Karena kami bodoh. Motto hidup kami pun "lebih baik gaduh daripada tenang". Lebih baik berkoar-koar daripada diam. Itulah kami, generasi berpendidikan tinggi tapi gemar menyebarkan hoaks.
Sungguh, orang bijak sekalipun. Selagi ikut menyebarkan hoaks sama dengan bodoh. Stop hoaks, perangi hoaks ... #BudayaLiterasi #StopHoaks #MelawanHoaks
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H