Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hai Milenial, Kamu Cocok Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

3 Februari 2020   00:02 Diperbarui: 3 Februari 2020   00:23 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang pasti dalam program pensiun iuran pasti (PPIP) adalah besaran iuran yang ditabung setiap bulan. Namun jumlah manfaat pensiun yang akan diterima sangat bergantung pada akumulasi iuran itu sendiri dan hasil pengembangannya. Maka, semakin lama seorang pekerja menjadi peserta PPIP, maka jumlah dana sebagai manfaat pensiunnya pasti semakin besar.

Uang iuran PPIP pada dasarnya dibayarkan secara rutin setiap bulan. Iuran tersebut biasanya gabungan dari iuran pekerja dan atau pemberi kerja. Misalnya, iuran PPIP sebesar 10% dari upah bulanan; yang 5% berasal dari pekerja dan 5% lagi berasal pemberi kerja.

Melalui program pensiun iuran pasti (PPIP), setiap peserta akan menyetorkan iuran pensiun setiap bulannya kepada penyelenggara DPLK yang dipilih. Nantinya, pihak DPLK yang akan mengelola iuran pensiun hingga masa pensiun tiba. Maka orientasi kepesertaan PPIP adalah untuk hari tua dan bersifat jangka panjang. Semakin lama mengikuti PPIP maka masa pensiun kita berpotensi semakin sejahtera.

Generasi milenial harus berani mempertimbangkan PPIP sebagai alternatif pendanaan untuk masa pensiun. Agar lebih sejahtera di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Sehingga nantinya, generasi milenial dan pasangannya tidak lagi dipusingkan oleh "sumber dana" yang bisa digunakan untuk hari tua. 

Untuk itu, generasi milenial harus peduli terhadap masa pensiun. Harus berani untuk menyisihkan sebagian gajinya untuk program pensiun iuran pasti (PPIP) yang tersedia di DPLK di Indonesia.... #YukSiapkanPensiun #AsosiasiDPLK #EdukasiDanaPensiun

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun