Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hai Milenial, Kamu Cocok Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

3 Februari 2020   00:02 Diperbarui: 3 Februari 2020   00:23 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon, generasi milenial dianggap generasi yang "gila kerja". Selain kreatif, generasi milenial dikenal pekerja keras dan gandrung gaya hidup. Mereka yang lahir di periode 80-an dan 90-an ini bisa jadi tengah berada di masa keemasan. Karena waktunya, habis untuk bekerja dan nongkrong di sentra-sentra komunitas modern. Tidak sedikit dari generasi milenial yang terjebak dalam rutinitas kantor dan aktivitas hari-hari yang padat.

Tapi agak disayangkan. Karena generasi milenial masih kurang peduli terhadap persiapan masa pensiun. Sebagian besar mereka merasa masih muda. Sehingga lalai atau lupa mempersiapkan masa pensiun sejak dini. Padahal, masa pensiun bukan soal usia. Tapi soal ketersediaan dana untuk membiayai hidup di saat tidak bekerja lagi atau di masa pensiun. Karena cepat lambat, tiap orang pasti akan pensiun.  

Generasi milenial harus sadar. Bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia pada akhirnya mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Makin banyak pensiunan di Indonesia yang "terpaksa" bergantung kepada anaknya di hari tua. Akibat tidak adanya dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Lalu untuk apa bekerja di masa muda, bila akhirnya sengsara di masa pensiun?

Maka kini, saat yang tepat untuk generasi milenial mempersiapkan masa pensiun. Tentu melalui program pensiun yang ada di pasaran. Agar nanti di masa pensiun, tidak lagi dipusingkan dengan urusan keuangan. Sangat salah bila generasi milenial hanya menggantungkan uang pensiun dari iuran Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan semata. Tanpa alternatif program pensiun yang mencukupi.

Nah, salah satu program penisun yang patut dilirik generasi milenial adalah program pensiun iuran pasti (PPIP). Program Pensiun Iuran Pasti merupakan program pensiun yang iurannya ditetapkan lebih dulu dan mulai didanakan sejak dini. Sehingga nantinya, seluruh iuran dan hasil investasinya yang dibukukan atas nama rekening peserta dalam dicairkan sebagai "manfaat pensiun" ketika sudah waktunya dicairkan; di masa pensiun tiba.

Program pensiun iuran pasti (PPIP) tentu memberikan manfaat yang tidak kecil. Di samping dibukukan sebagai rekening individu, PPIP juga memiliki akumulasi iuran dan hasil investasi yang menggiurkan jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Lebih stabil dan risikonya dapat dikontrol oleh peserta dana pensiun itu sendiri. Oleh karena itu, PPIP bisa dibilang cocok untuk generasi milenial.

Pada praktiknya di lapangan, PPIP biasanya dijalankan oleh DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang didirikan oleh asuransi jiwa atau bank.  Sebagai program yang mengupayakan manfaat pensiun, PPIP memiliki ciri khusus seperti:

1.  Manfaat pensiun yang akan diterima berupa akumulasi iuran beserta hasil pengembangannya.

2. Besaran iuran ditetapkan di awal dengan pilihan berupa persentase dari gajiatau sejumlah nominal tertentu.

3. Kontrol dan risiko program pensiun berada di tangan Peserta, termasuk risiko pilihan investasi.

4. Pencatatan dana bersifat individual atau dibukukan atas nama rekening masing-masing peserta.

Hal yang pasti dalam program pensiun iuran pasti (PPIP) adalah besaran iuran yang ditabung setiap bulan. Namun jumlah manfaat pensiun yang akan diterima sangat bergantung pada akumulasi iuran itu sendiri dan hasil pengembangannya. Maka, semakin lama seorang pekerja menjadi peserta PPIP, maka jumlah dana sebagai manfaat pensiunnya pasti semakin besar.

Uang iuran PPIP pada dasarnya dibayarkan secara rutin setiap bulan. Iuran tersebut biasanya gabungan dari iuran pekerja dan atau pemberi kerja. Misalnya, iuran PPIP sebesar 10% dari upah bulanan; yang 5% berasal dari pekerja dan 5% lagi berasal pemberi kerja.

Melalui program pensiun iuran pasti (PPIP), setiap peserta akan menyetorkan iuran pensiun setiap bulannya kepada penyelenggara DPLK yang dipilih. Nantinya, pihak DPLK yang akan mengelola iuran pensiun hingga masa pensiun tiba. Maka orientasi kepesertaan PPIP adalah untuk hari tua dan bersifat jangka panjang. Semakin lama mengikuti PPIP maka masa pensiun kita berpotensi semakin sejahtera.

Generasi milenial harus berani mempertimbangkan PPIP sebagai alternatif pendanaan untuk masa pensiun. Agar lebih sejahtera di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi. Sehingga nantinya, generasi milenial dan pasangannya tidak lagi dipusingkan oleh "sumber dana" yang bisa digunakan untuk hari tua. 

Untuk itu, generasi milenial harus peduli terhadap masa pensiun. Harus berani untuk menyisihkan sebagian gajinya untuk program pensiun iuran pasti (PPIP) yang tersedia di DPLK di Indonesia.... #YukSiapkanPensiun #AsosiasiDPLK #EdukasiDanaPensiun

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun