Kemampuan manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam pendidikan itu penting.
Karena manajemen SDM menjadi pangkal tolak kualitas dan upaya organisasi dalam mencapai tujuannya. Maka suka tidak suka, atensi terhadap kompetensi SDM suatu organisasi harus terus dikembangkan, di samping harus mampu mengolah sumber daya manusia yang. Agar dapat bekerja dengan baik dan maksimal, serta sesuai dengan bidangnya. SDM yang mau melakukan sesuatu untuk berkontribusi terhadap organisasi.
Di era digital, manajemen SDM hakikatnya harus dijalankan berbasis kompetensi. Karena hanya SDM yang kompeten yang dapat menjadikan organisasi tetap kompetetif dan survive di tengah kompetisi yang ketat, termasuk institusi pendidikan. Pentingnya manajemen berbasi kompetensi dimaksudkan agar tujuan organisasi dapat dicapai dan mampu menciptakan sinergi dalam organisasi tersebut.
Komitmen pembelajaran manajemen SDM berbasis kompetensi itulah yang ingin diperkuat oleh para mahasiswa S3 Program Doktor Manajemen Pendidikan (MP) kelas 2018 KS 2 Pascasarjana Universitas Pakuan (Unpak) Bogor saat mengikuti perkuliahan "Pengembangan Manajemen SDM" dari Dr. Sri Setyaningsih, M.Si. (Kamis, 16/1/20) di Kampus Pascasarjana Unpak, Bogor.
Oleh karena itu, upaya untuk pengembangan SDM tidak dapat dilepaskan dari penerapan Teori Maslow akan pentingnya hierarki lima kebutuhan setiap SDM, yang terdiri dari:
1. Fisiologis, meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya,
2. Rasa aman, meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Sosial, meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4. Penghargaan, meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.
5. Aktualisasi diri, meliputi dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
Berangkat dari realitas itulah, mengelola SDM bisa jadi mudah bisa jadi susah. Namun bila didasari pada kompetensi, maka upaya pengembangan SDM pun dapat dilakukan. Karena kompetensi SDM dapat diukur melalui du acara, yaitu:
Soft competency, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan seseorang secara psikis, seperti leadership, komunikasi, dan problem solving.
Hard competency, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan seseorang melakukan pekerjaan sesuai dengan job desk yang dipercayakan kepadanya sesuai bidang tugasnya, seperti marketing, dosen, akuntan, dan sebagainya sebagai tolok ukur kinerja seseorang.
Maka ke depan, SDM berbasis kompetensi patut menjadi acuan. Agar setiap SDM dapat memainkan peran penting dalam memajukan organisasi, di samping meniti karier di bidang keahliannya sepeperti para calon doktor pendidikan dari Pascasarjana Unpak.
Namun harus diingat. SDM yang unggul adalah SDM yang dapat diandalkan. Karena itu, setiap sumber daya manusia seharusnya tidak hanya berjuang untuk menjadi berhasil. Tapi tetap tegak berorientasi untuk menjadi manusia yang berguna. #S3MPUnpak #PascaUnpak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H