1. Siri Ripakasiri, yaitu paham tentang harga diri pribadi dan martabat keluarga.
Karakter ini merupakan hal yang tabu dan pantang untuk dilanggar. Karena taruhannya adalah nyawa. Karena dalam keyakinan Bugis-Makassar, orang yang mati akibat menegakkan siri, berarti mati syahid.
2. Siri Mappakasiri, yaitu paham tentang etos kerja.
Karakter ini menegaskan pada orang-orang "kalau punya malu maka jangan membuat malu". Inilah etos yang mendasari masyarakat Bugis Makassar menjadi pekerja keras. Berlayar hingga ke negeri manapun dikerjakan. Asal tidak jadi pengemis atau membuat malu.
Lebih baik tenggelam daripada balik haluan sebelum tercapai cita-cita, begitu kira-kira maknanya. Sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai, sebelum tercapai pulau harapan.
3. Siri Tappelasiri, yaitu paham tentang rasa malu.
Ini mengajak pentingnya kehati-hatian. Jangan sampai rasa malu hilang akibat sesuatu perbuatan. Maka komitmen dan memenuhi janji itu menjadi karakter yang dijunjung tinggi masyarakat Bugis Makassar. Bila punya hutan, tidak usah ditagih untuk membayarnya.
4. Siri Matesiri, yaitu paham yang berkaitan dengan iman, religiusitas.
Karakter ini menjadi ujung pangkal segala perilaku kehidipan. Tanpa iman yang kokoh, maka rasa malu pun akan timbul pada siapapun. Iman dalam beragama menjadi pegangan masyarakat Bugis Makassar.
Budaya "pacce" yang kokoh dalam berpendirian, manusia yang berprinsip hidup, boleh jadi menjadi fundamental dalam tata nilai yang dianut masyarakat Bugis Makassar. Dari makna kultural, pacce bisa juga diartikan sebagai wujdu kasih sayang, solidaritas sosial atau humanisme.