Taman bacaan harus mampu menjadi ujung tombak untuk mengkampanyekan budaya literasi di anak-anak dan masyarakat. Bahwa membaca sesuatu yang penting. Untuk menggali informasi dan pengetahuan, bahkan menjadi tempat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi. Apalagi di tengah gempuran era digital yang kian tak terbendung.
"Budaya literasi di Indonesia makin ke sini makin memprihatinkan. Untuk itu, taman bacaan masyarakat harus bisa jadi ujung tombak untuk menghidupkan tradisi baca dan tulis. Jangan biarkan dunia gawai atau dunia maya mengendalikan hidup anak-anak Indonesia," ujar Syarifudin Yunus, pegiat literasi sekaligus Pendiri TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor.
Berangkat dari realitas budaya literasi yang memprihatinkan itulah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor mengimbau dan mengampanyekan "anak peduli baca". Agar tiap anak menyediakan waktu untuk membaca setiap hari.
Minimal 1 jam sehari atau 1 buku dalam seminggu; baik di rumah maupun di sekolah. Agar anak-anak mau lebih dekat dengan buku bacaan.
Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka saat ini telah menjadi tempat membaca bagi 60-an anak pembaca aktif. Dengan jam baca 3 kali seminggu, rata-rata setiap anak membaca 5-10 buku per minggu.
Dengan koleksi lebih dari 3.400 buku, TBM Lentera Pustaka ingin mengubah "mindset" agar anak-anak agar mau membaca dan selalu dekat dengan buku.
Budaya literasi, tentu tidak boleh kalah dari gaya hidup modern yang serba instan, bergantung pada gawai atau gadget. Karena masa depan bangsa Indonesia bukan terletak pada pengguna gawai. Tapi ada dan melekat pada anak-anak, generasi muda yang mau membaca dan menulis. Anak-anak yang dekat dengan buku.
"Budaya literasi kini semakin tersingkir. Inilah momentum semua pihak untuk turun tangan menghidupkan kembali budaya membaca dan menulis di kalangan anak-anak kita. Jika tidak, anak-anak itu akan terlindas zaman," tambah Syarifudin Yunus yang saat ini tengah menekuni disertasi S3 tentang taman bacaan.
Maka ke depan, tradisi baca dan budaya literasi harus jadi perhatian semua pihak. Agar anak-anak Indonesia tetap mau membaca. Karena bagaimana mungkin bangsa Indonesia bisa maju, bila membaca kurang dari 1 jam sehari? #BudayaLiterasi #TradisiBaca #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H