Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 baru saja dilantik.
Siapapun yang jadi menteri, itu berarti mereka siap bekerja. Untuk menjadikan Indonesia lebih baik, lebih maju. Dan semua percaya, tidak satupun orang Indonesia termasuk para menteri yang ingin menjadikan Indonesia malah terpuruk. Baik secara ekonomi, sosial, politik, pendidikan, budaya maupun di kancah internasional.
Tapi, apa yang salah dengan Indonesia?
Belum lagi kabinet dan para menteri bekerja, barapa banyak analisis skpetis bahkan pesimis dialamatkan kepada mereka. Jangankan doa dan dukungan penuh. Ucapan selamat atas amanah yang diberikan kepada para menteri pun terlalu sulit dilayangkan. Para menteri belum bekerja, tapi tidak sedikit masyarakat yang buru-buru menolaknya. Apa yang salah dengan Indonesia?
Pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih sudah usai. Kabinet Indonesia Maju pun sudah mulai melangkah. Tentu, hasilnya belum bisa dinilai. Karena penilaian yang objektif, tentu dilakukan setelah pekerjaan dituntaskan.
Ngeri-ngeri sedap. Zaman boleh maju. Tapi tidak sedikit cara berpikir yang malah mundur.
Masih banyak di antara kita, orang-orang yang sulit menerima realitas. Hidupnya penuh prasangka buruk. Sulit menerima perbedaan. Akibat bukan pilihannya, sikapnya begitu benci, nyinyir. Bahkan terlalu gemar mencari salah orang lain. Apa yang salah dengan Indonesia?
Siapapun, pasti punya kelebihan dan kekurangan.
Karena memang, tidak ada manusia yang sempurna. Kita itu hanya mampu ikhtiar dan doa. Agar keadaan bisa lebih baik dari sebelumnya. Maka lebih baik introspeksi diri; memperbaiki diri sendiri. Daripada sibuk mencari salahnya atau kurangnya orang lain. Apalagi mencari kelemahan negaranya sendiri.
Jadi, apa yang salah dengan Indonesia?
Bila masyarakatnya menjadi begitu pesimis atau skeptis. Bila masyarakatnya sulit menerima realitas. Lebih senang berprasangka buruk. Lalu, mengumbar kekurangan orang lain bahkan negaranya.
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka. Karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain" (Al-Hujurat : 12).
Bahkan Rasulullah bersabda, "Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Apa yang salah dengan Indonesia?
Seperti kata Buya Hamka. "Manusia itu memang hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang dia cari". Percuma hidup di tempat baik, bila hati dan pikiran hanya memburu hal-hal yang buruk. Sebaliknya, alangkah indahnya hidup di tempat kotor bila hati dan pikiran digunakan untuk mencari kebajikan dan kebaikan. Semua kejelekan pasti akan bersembunyi.
Maka berhati-hatilah. Bila hati dan pikiran sudah buruk. Maka di tempat kebaikan sekalipun, selalu ada ruang terbuka untuk memikirkan hal-hal buruk saja.
Apa yang salah dengan Indonesia?
Harusnya tidak ada yang salah. Bila kita mau berhenti berprasangka buruk. Lalu, melihat kebaikan yang lebih besar dari setiap langkah yang ada di depan bangsanya sendiri... tabik #IndonesiaMaju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H