Bila saya tidak tahu dan tidak sadar diri. Malu untuk meminta maaf, itu salah. Malu mengakui kebodohan dan kekurangan. Malu karena kalah dalam pilpres atau pilkada, malu membeli barang kreditan. Mengakui membuat keputusan salah pun, termasuk malu yang salah. Malu pakai baju lama saat lebaran, malu bertanya akhirnya sesat di jalan. Malu pakai baju adat saat nikah. Atau malu hidup sederhana padahal semua yang diperoleh caranya halal. Malu mengakui hanya bisa mencari belum bisa memberi. Ahh, semua itu, malu yang salah.
Bahkan saya lebih malu. Bila mencari pengakuan sosial yang lebih tinggi dari status saya yang sebenarnya. Lebih baik saya malu, karena belum menyelesaikan naskah buku yang seharusnya segera diterbitkan. Saya malu.
Sebab hilangnya rasa malu adalah tanda pertama sebuah omong kosong dimulai... #TGS #MenulisIlmiah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H