Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Cara Pekerja Mendeteksi Kesiapan Pensiun

26 Agustus 2019   17:30 Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:50 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak pekerja takut pensiun, apalagi pensiun dini. Kenapa?
Tentu ada banyak motif, ada banyak alasan. Tapi bila mau ditelaah, ternyata orang-orang yang 'gila kerja' alias 'workaholic' itulah yang paling takut pensiun. Karena hidupnya ada di pekerjaan. Ada di jabatan, status sosial, bahkan harta.

Maka wajar, orang-orang 'gila kerja' bisa bingung bila pensiun dari pekerjaan. Pikirannya bisa galau alias stress saat pensiun. Tiba-tiba sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, tidak berdaya. Karena selama bekerja, bisa jadi mereka belum kelar dengan urusannya sendiri, urusan dunia yang hendak digenggamnya. Sekalipun puluhan tahun, sebagian besar waktunya habis untuk bekerja katanya sekalian ibadah.

Pensiun, bagi siapapun, cepat atau lambat pasti tiba. Hanya sedikit saja, pekerja yang mau mempersiapkannya. Maka 90% pekerja di Indonesia sama sekali tidak siapbila harus pensiun. Apalagi pensiun dini.

Bila disurvei, faktanya memang banyak pekerja yang tidak ingin pensiun. Tapi tidak sedikit pula pekerja yang sudah bosan bekerja. Sehingga ingin segera pensiun. Tapi apa hendak dikata? Ketakutan paling utama saat pensiun adalah sebab keuangan, tidak cukupnya dana untuk membiayai saat pensiun.

Sekali lagi, pensiun itu cepat atau lambat pasti dialami setiap pekerja. Karena memang, tidak ada pekerja yang melulu bekerja. Suatu saat pasti berhenti. Entah, akibat usia akibat sakit akibat meninggal dunia atau akibat diberhentikan. Pensiun pun bisa terpaksa, bisa sukarela.

Tapi satu hal yang patut diketahui. Pensiun itu hanya berhenti dari pekerjaan bukan dari kehidupan. Maka pensiun, bisa jadi momentum untuk mengoptimalkan segalanya yang tidak ada hubungannya dengan dunia atau materi. Pensiun adalah sebuah keadaan moral, keadaan psikologis dan sosial yang harus terus diperbaiki. Agar lebih bermanfaat bagi orang lain.
Lalu, bagaimana caranya agar lebih siap pensiun dini? Atau pensiun normal karena usia sudah tua?Jawabnya sederhana. Pastikan kita 'kelar' dengan urusan diri sendiri. Baik urusan kesehatan urusan keuangan maupun sosial. Karenabila belum kelar dengan diri sendiri, bisa dipastikan masa pensiun dijalani dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran. Maka jangan pensiunbila belum kelar dengan diri sendiri. Tapi jangan pula bekerja terus tapi tidak pernah kelar sama diri sendiri.

Khusus untuk urusan finansial, sebelum pensiun pastikan kita dalam keadaan yang sudah siap. Jangan pensiun malah nambah hutang. Jangan pensiun malah menjual aset. Kesehatan keuangan masa pensiun menjadi untuk diperhatikan.

Maka setidaknya, ada 5 hal yang harus dipersiapkan sebelum mengambil keputusan pensiun dini atau pensiun normal. Persiapan pensiun itu mencakup:

1. Hitung kebutuhan biaya hidup yang diperlukan selama masa pensiun. Pastikan hitungannya se-objektif mungkin, bukan mengada-ada apalagi berdasar ketakutan.


2. Kalkulasi aset dan tabungan yang dipunya agar dapat menutupi kebutuhan hidup selama pensiun, selama tidak bekerja.


3. Buat rencana penghasilan berkesinambungan saat masa pensiun. Entah wiraswasta, entah punya kontrakan atau apa saja yangd ianggap bisa dijalankan untuk menambah penghasilan saat pensiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun