UNJ Gelar International Conference ICELS 2019: Reinforcing Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Sosial
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar konferensi internasional atau ICELS 2019 pada Selasa, 6 Agustus 2019 di Kampus UNJ Rawamangun Jakarta. Konferensi internasional ini bermanfaat, baik bagi para peneliti, akademisi, mahasiswa, maupun masyarakat umum. Agar dapat memahami bahwa pesatnya perubahan di era revolusi industri 4.0 maupun society 5.0 yang perlu segera diantisipasi, termasuk menyusun berbagai kebijakan baru yang sesuai.
Tampil sebagai keynote speaker adalah Prof. Dr. Ismunandar, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti bertajuk "THE ROLE OF HIGHER EDUCATION IN FACING Â THE CHALLENGES OF DISRUPTIVE ERA".Â
Sekitar 200 peserta ICELS diharapkan dapat memahami dan melakukan reorientasi kurikulum yang diharapkan mampu menyiapkan pembelajaran yang sejalan dengan kebutuhan pasar. Dengan adanya pembelajaran yang sejalan dengan kebutuhan dunia kerja, usaha, dan industri maka diharapkan bisa menjadi solusi yang cerdas dan tepat untuk menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0 maupun society 5.0.
Intinya di era revolusi industri, dunia pendidikan haru mampu menyesuaikan dengan dunia industri sehingga mampu untuk mengembangkan strategi transformasi industri dengan mempertimbangkan sektor sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing.
Beberapa pembicara penting dalam ICELS 2019 antara lain: 1) Prof. Intan Achmad, Ph.D. (Plt Rektor Universitas Negeri Jakarta) tentang Human Literacy in the era of IR 4.0, 2) Prof. Dr. Ilza Mayuni, MA (Plt Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta menyajikan Literacy or Multiliteracy? Challenges and Strategies to Promote Students Literacy Skills.
Speaker internasional yang tampilantara lain:
1. Prof. James T. Collins (Universitas Kebangsaan Malaysia, Malaysia) - Languages and human resource development in the era of IR 4.0
2. Dr. Mohd Aidil Subhan bin Mohd Sulor (National Institute of Education, University Technology Singapore, Singapore) - Future Ready Education: the 6 Big Ideas
3. Prof. Dr. Sukree Langputeh (Fatoni University Thailand) - From Science & Techonogy in Education to Education in Science & Technology
Tema seminar internasional ini mengacu pada sosial humaniora yang mencakup bidang pendidikan, bahasa, sastra, dan sosial. Adapun tema dari seminar internasional ini adalah "Reinforcing Education, Language, and Socio-culture Through Creating Qualified Human Resources in the Industrial Revolution 4.0".
1) Eksistensi dan keberlanjutan sistem pendidikan Nasional Indonesia untuk mencapai tujuan Nasional pendidikan. Kecerdasan bahasa dan sosial-budaya sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan Nasional,Â
2) Penguatan pendidikan, bahasa, dan sosial-budaya dalam ranah sosial-humaniora sebagai jalan untuk menguasai revolusi industry 4.0,Â
3) Penelitian yang berkelanjutan tentang pendidikan, bahasa, dan sosial-budaya sebagai dasar bagi masyarakat dalam menentukan tindakan dalam era revolusi industri 4.0,Â
4) Paradigma pendekatan penelitian yang ideal bagi ilmu sosial-humaniora sangat diperlukan dalam era revolusi industri 4.0,Â
5) Teknik pengukuran yang lebih mendekati akurasi fenomena-fenomena sosial dalam hasil-hasil penelitian sosial-humaniora sebagai bentuk antisipasi persaingan di era revolusi industri 4.0,Â
6) Penyesuaian kurikulum pendidikan dengan prinsip-prinsip revolusi industri 4.0,Â
7) Pertumbuhan literasi-literasi soaial-humaniora sebagai salah satu penyokong pengetahuan masyarakat dalam era revolusi industri 4.0, danÂ
8) Tindakan antisipatif ilmu sosial-humaniora dalam menyikapi datangnya revolusi industri 4.0.
Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd selaku Ketua Penyelenggara menyatakan "ICELS 2019 ini sebagai antisipasi pembelajaran di Era Industri 4.0, setiap orang harus memiliki keterampilan berpikir kritis, pengetahuan dan kemampuan literasi digital, literasi informasi, literasi media, dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Perguruan tinggi sebagai pencetak generasi intelektual harus mampu membaca dan menyikapi tantangan Era Industri 4.0.
"Perguruan tinggi harus mampu mencetak intelektual yang mampu berpikir dan berliterasi secara kritis. Model  Pendidikan di Perguruan Tinggi hendaknya  berbasis pada lima aspek: wawasan tentang alam dunia, budaya manusia, dan masyarakat -- keterampilan teoretis dan Keterampilan Praktis -  Tanggung Jawab Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial -- Kemampuan Mengintegrasikan Pengetahuan dan Keterampilan - Kapasitas Praktek yang Efektif" ujar Prof Endry di sela acara.
ICELS 2019 pun menjadi momentum kerjasama antara  Universitas Negeri Jakarta dengan National Institute of Education, University Technology Singapore, Singapore, Universitas Kebangsaan Malaysia, Malaysia dan Fatoni University Thailand. Bentuk kerjasama dalam pendidikan, penelitian, publikasi internasional dan Pertukaran dosen dan mahasiswa. Dan yang paling penting, ICELS 2019 setidaknya mampu memelihara atmosfir ilmiah... #ICELS2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H