Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Kepergian Ibu Ani, Anak Kolong yang Memilih Jalan Tengah

2 Juni 2019   21:34 Diperbarui: 2 Juni 2019   21:52 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia pantas berduka. Ketika mendengar kabar Ibu Ani Yudhoyono meninggal dunia, 1 Juni 2019. Sosok Ibu Negara dari Presiden ke-6 Bapak Bambang Susilo Yudhoyono menghembuskan nafas terakhir di usia 67 tahun. Memang, saya tidak mengenal almarhumah. Tapi sebagai tokoh nasional, sangat pantas kita mendoakan agar almarhumah husnul khotimah. Apalagi di bulan suci Ramadhan 1440 H ini, insya Allah beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Dan tentu, Pak SBY dan keluarga besar senantiasa diberi ketabahan dan keikhlasan.

Sehari ini, sangat mengusik pikiran saya. Saat melihat tayangan TV tentang persemayaman di rumah duka di Cikeas hingga pemakaman di TMP Kalibata. Dari beragam komentar dan narasi tentang sosok Ibu Ani, maka saya menyoretkan catatan ini. Sebutlah "Mengenang Kepergian Ibu Ani; Anak Kolong yang Memilih Jalan Tengah".

Kepergian Ibu Ani memang pantas dikenang.

Selain meninggal dunia di bulan suci Ramadhan, beliau pun menjadi simbol sosok wanita yang begitu dicintai masyarakat. Karena sepanjang jalan menuju ke TMP Kalibata, begitu banyaknya masyarakat yang berdiri dan berjejer di pinggir jalan. Untuk memberikan simpati dan penghormatan terakhir kepada Ibu Ani, wanita yang selama 10 tahun mendampingi suaminya sebagai presiden tanpa pamrih, tanpa mengenal lelah.

Bahkan sebelum divonis mengidap sakit kanker darah dan di saat suaminya sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden, beliau tetap melakukan aktivitas sosial dan kemanusiaan. Sebagai wujud cinta dan kontribusi nyata kepada bangsa dan negara, termasuk menekuni hobby-nya di bidang fotografi.

Mengenang kepergian Ibu Ani, saya menyebutnya "Anak Kolong yang Memilih Jalan Tengah".

Mengapa? Karena ada banyak pelajaran positif yang dipetik bangsa ini sebagai hikmah dari kepergian Ibu Ani. Apalagi di tengah hiruk-pikuk pasca pilpres yang belum kunjung usai, kepergian Ibu Ani patut dimaknai sebagai "siraman rohani" di bulan puasa untuk siapapun dan di manapun. Akan pentingnya memilih "jalan tengah" seperti yang dijalani Ibu Ani semasa hidupnya.

Ibu Ani, adalah anak kolong. Sebutan dalam bahasa sehari-hari untuk anak tentara atau anak yang besar di tangsi tentara. Karena beliau adalah anak dari Letjen Purn. Sarwo Eddie Wibowo, Komandan RPKAD yang cukup popular pada zamannya.

Sebagai anak kolong, seperti yang dinyatakan Pak SBY, ketika divonis sakit kanker darah ia menyatakan "pasrah tapi pantang menyerah". Artinya, Ibu Ani tidak mengeluh dan tetap menerima sakitnya dengan lapang dada namun ia bertekad untuk "melawan" sakitnya untuk tetap bisa sembuh.

Berbagai upaya medis telah dilakukan hingga pengobatan di NHU Singapore. Walau akhirnya, Allah SWT memangilnya. Kondisi sakit yang diderita beliau dengan tetap pasrah namun pantang menyerah, itulah sebuah jalan tengah.

Jalan tengah seperti sudah menjadi pilihan Ibu Ani.

Sekalipun suaminya telah tidak menjabat sebagai presiden, beliau lebih memilih untuk aktif di aktivitas sosial dan kemanusiaan serta hobby fotografi. Ia tidak ngotot ingin terjun ke politik praktis walau jalan untuk itu terbuka lebar. Apalagi Partai Demokrat dibentuk oleh suaminya. Namun ia lebih memilih untuk menjadi "motivator di belakang layar" termasuk untuk kedua putranya.

Ia tidak ingin seperti Hillary Clinton walau itu bisa dilakukan. Kembali, Ibu Ani lebih memilih jalan tengah. Tetap memberi dukungan politik kepada suami dan anak-anaknya, Tapi tidak tampil ke layar sebagai pemilik panggung politik.

Jalan tengah terakhir yang sangat penting telah dipilih Ibu Ani.

Upacara pemakaman Ibu Ani boleh jadi telah "mencairkan" kekeras-hatian para tokoh politik. Di suasana pemakaman Ibu Ani, ada kehangatan psikologi yang tak ternilai di kalangan para politisi dan pejabat negara. Bahkan pemandangan Pak SBY dan Ibu Mega sedang bersalaman dan saling mengumbar senyum telah jadi bukti bahwa Ibu Ani sebagai sosok jalan tengah diantara keduanya. Bahkan mungkin bagi para politisi yang selama ini berseterus dan berkeras hati mengumbar pendapat dan sikap politik yang keras.

Pilihan jalan tengah, sungguh telah diperagakan almarhumah Ibu Ani di saat kepergiannya.

Karena setidaknya, Ibu Ani telah menyiratkan pesan moral akan pentingnya "memilih jalan tengah" ketika semua ikhtiar dan doa sudah dilakukan. Apalagi di tengah kegaduhan politik pascapilpres. Politik hari ini seolah-olah sudah lupa jalan tengah. Itulah yang menjadi sebab musabab kebencian, hoaks, maupun caci-maki politik. Baik dari mulut para p[olitisi maupun para pendukungnya di media sosial.

Melalui "jalan tengah", setidaknya politik diingatkan agar tidak kebablasan.

Demokrasi bukanlah kebebasan tanpa batas. Demokrasi juga bukan kebencian, bukan hoaks, bukan fitnah. Demokrasi pun butuh jalan tengah, sebuah sikap untuk saling menghormati dan menghargai. Apapun yang terjadi, apapun hasilnya. Jalan tengah adalah pilihan. Agar yang tadinya condong miring ke kiri atau miring ke kanan untuk kembali ke tengah. Ikhitar sudah, doa sudah. Maka berikutnya adalah tetap berdiri di tengah.

Jalan tengah pun jadi isyarat.

Bahwa tidak ada satupun manusia di dunia yang sehat terus, pasti ada sakitnya. Tidak satu pun manusia di dunia senang terus, pasti ada sedihnya. Tidak satupun manusia "di atas" terus, pasti ada " di bawahnya". Maka jangan pula hidup, benci melulu atau cinta melulu. Adakala benci adakala cinta, dan sebaliknya. Itulah jalan tengah. Karena di tengah-tengah pun suatu anugerah, suatu nikmat yang harus disyukuri.

Terima kasih Ibu Ani. Karena telah mengajarkan politik jalan tengah.

Karena bila tidak suka, bukan berarti benci. Bila siap berlagha, maka siap menang siap kalah. Bila tidak sama kenapa tidak boleh beda. Bila tidak mampu berbuat baik, tentu bukan harus berbuat jahat. Kalo tidak mampu cinta ya jangan benci. Maka tetaplah di tengah, di jalan tengah.

Jalan tengah ya jalan tengah.

Agar tetap objektif dan mampu seimbang. Seimbang antara harapan dan kenyataan. Seperti harapan Ibu Ani untuk sembuh, namun kenyataan berkata lain. Seimbang pikiran dan perilaku; seimbang antara ego vs logika; seimbang antara kemauan vs tuntunan.

Ketika semua sudah dilakukan. Maka jalan tengah adalah pilihan.

Khairul umuri awsathuha, begitu kata Nabi Muhammad SAW. Sebaik-baik urusan adalah yang tengah-tengah. Cobalah untuk direnungi dan dijalani dalam kehidupan.

 Tetap berada di tengah. Berdiri di tengah. Duduk di tengah. Agar tetap objektif. Agar kita tetap objektif, tetap seimbang. Karena setiap KEMAUAN pasti ada TUNTUNAN-nya.

Selamat jalan Ibu Ani. Terima kasih atas ajaran di hari terakhir Ibu bersama kami. Ibu adalah anak kolong yang memilih jalan tengah. Semoga Ibu husnul khotimah dan kami semua mampu mengambil hikmah dari kepergia Ibu ..... #RIPAniYudhoyono #SelamatJalanIbuAni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun