Terima kasih Ibu Ani. Karena telah mengajarkan politik jalan tengah.
Karena bila tidak suka, bukan berarti benci. Bila siap berlagha, maka siap menang siap kalah. Bila tidak sama kenapa tidak boleh beda. Bila tidak mampu berbuat baik, tentu bukan harus berbuat jahat. Kalo tidak mampu cinta ya jangan benci. Maka tetaplah di tengah, di jalan tengah.
Jalan tengah ya jalan tengah.
Agar tetap objektif dan mampu seimbang. Seimbang antara harapan dan kenyataan. Seperti harapan Ibu Ani untuk sembuh, namun kenyataan berkata lain. Seimbang pikiran dan perilaku; seimbang antara ego vs logika; seimbang antara kemauan vs tuntunan.
Ketika semua sudah dilakukan. Maka jalan tengah adalah pilihan.
Khairul umuri awsathuha, begitu kata Nabi Muhammad SAW. Sebaik-baik urusan adalah yang tengah-tengah. Cobalah untuk direnungi dan dijalani dalam kehidupan.
 Tetap berada di tengah. Berdiri di tengah. Duduk di tengah. Agar tetap objektif. Agar kita tetap objektif, tetap seimbang. Karena setiap KEMAUAN pasti ada TUNTUNAN-nya.
Selamat jalan Ibu Ani. Terima kasih atas ajaran di hari terakhir Ibu bersama kami. Ibu adalah anak kolong yang memilih jalan tengah. Semoga Ibu husnul khotimah dan kami semua mampu mengambil hikmah dari kepergia Ibu ..... #RIPAniYudhoyono #SelamatJalanIbuAni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H