Mudik atau pulang kampung memberi pesan pentingnya manusia "sadar diri". Sadar ketika lahir, tak bawa apa-apa, tak kuasa apa-apa. Karena dalam mudik, ada simbol bahwa manusia bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.
Jadi mudik, tentu bukan hilir-mudik. Bukan ritual yang tidak jelas.
Mudik bukanlah "kepergian" untuk memamerkan kekayaan. Apalagi menebar kesombongan dan keangkuhan. Justru mudik, harus dilandasi keihklasan dan kesabaran sambil tetap menjaga kesederhanaan. Karena mudik adalah perjalanan ke kampung halaman, pengembaraan ke tempat asal.Â
Mudik bukan lahir tapi batin. Batin yang selalu siap untuk kembali, untuk pulang.
Karena hari ini, sudah terlalu banyak manusia yang lupa "jalan untuk pulang". Akibat terlalu cinta pada dunia, pada pangkat pada jabatan.
Mudiklah sekarang, agar kita masih bisa mengingat senja. Agar kita selalu rindu untuk pulang... #TGS #Mudik2019 #MudikLebaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H