Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Mudik

31 Mei 2019   23:37 Diperbarui: 31 Mei 2019   23:47 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik atau pulang kampung memberi pesan pentingnya manusia "sadar diri". Sadar ketika lahir, tak bawa apa-apa, tak kuasa apa-apa. Karena dalam mudik, ada simbol bahwa manusia bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.

Jadi mudik, tentu bukan hilir-mudik. Bukan ritual yang tidak jelas.

Mudik bukanlah "kepergian" untuk memamerkan kekayaan. Apalagi menebar kesombongan dan keangkuhan. Justru mudik, harus dilandasi keihklasan dan kesabaran sambil tetap menjaga kesederhanaan. Karena mudik adalah perjalanan ke kampung halaman, pengembaraan ke tempat asal. 

Mudik bukan lahir tapi batin. Batin yang selalu siap untuk kembali, untuk pulang.

Karena hari ini, sudah terlalu banyak manusia yang lupa "jalan untuk pulang". Akibat terlalu cinta pada dunia, pada pangkat pada jabatan.

Mudiklah sekarang, agar kita masih bisa mengingat senja. Agar kita selalu rindu untuk pulang... #TGS #Mudik2019 #MudikLebaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun