Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Spirit Move On" Saat Puasa

4 Mei 2019   08:50 Diperbarui: 4 Mei 2019   14:38 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada orang, dari tahun ke tahun, puasanya biasa-biasa saja. Semangatnya hanya sebatas mengucapkan "marhaban ya ramadhan, mohon maaf lahir batin". Via WA grup, medsos, dan yang lainnya. Sehabis itu, puasa ya biasa-biasa saja.

Puasa cuma setahun sekali. Tapi biasa-biasa saja. Sungguh, gagal move on.

Move on, kalau kata ABG, memang perbuatan yang paling sulit. Merasa gak mampu "pindah" ke lain hati; gak bisa "hijrah" ke keadaan yang lebih baik. Katanya, bukan soal "melupakan" masa lalu. Tapi soal hati. Emang kenapa? Punya kenangan buruk dengan puasa ya ...

Puasa juga masa lalu. Tapi puasa kali ini, sayang banget jika gak bisa move on.

Puasa itu harus move on. Move on itu "hijrah". Berhijrah dan berubah untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan puasa. Kalo puasa tahun lalu biasa-biasa saja, kenapa gak puasa tahun ini dibikin lebih baik lagi. Berpuasa, dari yang biasa saja menjadi yang lebih berkualitas. Mumpung masih diberi kesempatan "bertemu" dengan bulan puasa. Karena tahun depan, belum tentu kita ketemu puasa lagi ...

Puasa itu harus move on, sebagai momentum untuk hijrah.

Karena puasa bukan soal ritual semata. Puasa harusnya bisa jadi "training center" untuk memperbaiki kualitas ibadah yang tadinya biasa-biasa saja jadi yang luar biasa. Hijrah dari ibadah yang alakadarnya jadi ibadah yang paripurna. Mumpung lagi puasa ...

Seperti kawan saya. Puasa kali ini bertekad mau move on. Sering kali pakai baju putih dan berkopiah. Rajin ngaji, rajin zikir bahkan sholat Sunnah. Itulah tanda-tanda kawan saya mulai move on. Mulai bersedia untuk lebih optimal dalam ibadah di bulan puasa.

Move on saat puasa. Mulai saja dari yang kecil-kecil dan sederhana. 

Menahan diri dari segala hal yang bisa mengurangi pahala puasa. Hindari berpikir buruk tentang orang lain, apalagi negaranya. Kurangi menebar keluhan dan kejelekan di media sosial. Gak usah nelongso sama keadaan, perbanyak ikhtiar, doa lalu sabar. Sederhana kan...

Lebih sederhana lagi. Pakai baju putih, kopiah plus sarungan. Gak apa kok, mulai dari tampilan fisik. Itu tanda kita menghormati bulan puasa. Memulia dengan spirit untuk bisa lebih baik. Baju putih kan simbol kesucian. Kopiah simbol zuhud. Dan sarung lambang kesederhanaan. Walau baru sebatas tampilan fisik, tapi setidaknya sudah ada niat untuk "move on", untuk hijrah ke keadaan yang lebih baik. Tentu dalam urusan ibadah. Sekali lagi mumpung bulan puasa.

Move on itu berubah. Hijrah itu pun bersedia mengubah diri.

Maka harus, ada kesadaran untuk bisa lebih baik. Dalam hal apapun. Apa gak sayang, bulan puasa yang hanya 30 hari terlewatkan dengan sia-sia. Tanpa ada yang membekas untuk 11 bulan berikutnya. Maka puasa, patut dijadikan momentum untuk move on, untuk berhijrah.

Ingat lho, zaman now itu sulit dikontrol. Zaman now itu saking bebasnya, bisa bikin kebablasan. Makanya, puasa itu penting buat menahan diri. Gak usah katakan yang tidak perlu. Apalagi yang sia-sia ...

Maka spirit "move on" di bulan puasa menjadi penting. Agar ada semangat untuk hijrah dan berubah. Karena hidup itu penuh dinamika, penuh kejutan di luar kontrol kita. Move on-lah mumpung di bulan puasa. Seperti kata cendekiawan Muhammad Iqbal, "sekali berhenti, berarti mati." Jangan sampai bulan puasa diperlakukan biasa-biasa saja. Bulan puasa itu istimewa; segalanya dilipatgandakan.

Puasa move on, puasa hijrah.

Mulailah dengan hal-hal yang kecil. Tinggalkan perbuatan dosa. Gak perlu mencaci-maki, menghujat, apalagi membicarakan kejelekan orang lain. Tingkatkan terus ibadah. Agar kualitasnya bisa lebih baik. Karena kita gak pernah tahu, umur kita sampai di mana? 

Jika ada orang yang sulit move on dalam hidupnya.

Itu bukan soal dia gak mampu melupakan. Tapi lebih disebabkan karena sulit menerima kenyataan. Sehingga jalan untuk berubah dan hijrah jadi hampir tertutup. Jadi puasa move on itu sederhana. Tanamkan niat untuk berubah menjadi lebih baik, lalu segera melaksanakannya.

Puasa itu momentum move on.

Bersedia untuk berubah di bulan puasa. Selalu ikhtiar dan berdoa untuk mencari cara menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermanfaat buat agama dan orang lain. Bukan malah sebaliknya, berpikir buruk dan penuh keluh-kesah di bulan puasa. Kelauhan itu ibarat "air mengalir", gak ada habisnya. Gak dicari saja ada apalagi dicari-cari.

Sungguh, kalau bulan puasa tahun ini tidak lebih baik dari puasa tahun lalu. Berarti kita sulit untuk "move on". Dan puasa move on itu bukan berubah karena kahwatir apa yang dikatakan orang. Tapi berubah karena kita ingin lebih baik.

Move on atau hijrah. Sungguh bukan ajang untuk mencari popularitas. Atau pujian dari orang lain. Tapi move on mutlak perlu karena sebagai hamba kita patut mencari ridho Allah SWT.

Karena bulan puasa adalah bulan ibadah, bulan yang penuh berkah.

Maka move on, bukan lagi kata-kata tapi perbuatan. 

Karena terkadang, manusia itu memang harus "meninggalkan" apa yang dirasakan. Lalu segera berbuat untuk apa yang pantas didapatkan. Tentu, sebelum ajal tiba. 

Puasa memang harus move on. Setidaknya, kata alim ulama, berlatihlah untuk 3 hal di bulan puasa. Satu, bila marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Bila senang, senangnya tidak terjerumus pada kebathilan. Bila mampu membalas, tidak lain kecuali memaafkan.

Yukk, move on di bulan puasa.

Maka untuk lisan yang tak terjaga; untuk janji yang terabaikan; untuk hati yang penuh prasangka; dan untuk sikap yang menyakitkan. Ikhlaskan semua dan ucapkan "Marhaban Ya Ramadhan", Mohon maaf lahir batin dan semoga ibadah kita diterima Allah SWT. Bismillah dan insya Allah... #PuasaMoveOn #MarhabanYaRamadhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun