Sejatinya, tidak ada aturan yang baku tentang tahapan menulis kreatif yang benar. Karena untuk melahirkan sebuah karya sastra, tiap penulis menempuh proses yang berbeda-beda. Menulis sastra tentu harus bertumpu pada selera, pada kenyamanan, dan ketuntasan karya kreatif yang akan ditulis. Menulis kreatif yang paling baik adalah komitmen dan konsistensi untuk menuntaskan karya kreatif, baik puisi, cerpen atau novel. Tidak boleh ada karya yang sudah mulai ditulis namun tidak pernah rampung.
Satu hal patut dihindari dalam menulis kreatif. Seringkali mahasiswa atau banyak orang fokus untuk menghasilkan ide cerita yang luar biasa. Tapi sayang, pada akhirnya ide tersebut tidak pernah dimulai untuk dituliskan. Bahkan jika sudah ditulis pun, tidak pernah rampung.
Atas dasar itu, mahasiswa peserta mata kuliah "Menulis Kreatif" Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) "dipkasa" untuk merampugkan cerpen yang dibuatnya. Agar bisa diterbitkan secara bersama-sama dalam kumpulan cerpen "Cinta Sang Politikus". Dibimbing dosen pengampu, Syarifudin Yunus, setiap mahasiswa berproses untuk merampungkan cerpen yang sudah dipilihnya untuk masuk ke tahapan penerbitan karya.
Apa yang menyebabkan kita gagal dan menyerah dalam menulis kreatif?
Karena kita tidak memiliki niat yang serius untuk mewujudkan karya kreatif kita sendiri. Tidak sedikit mahasiswa terlalu cepat putus asa atau khawatir karyanya jelek. Wajar, banyak orang yang lebih memilih tidak mau menulis dengan segudang alasannya. Menulis kreatif pasti gagal jika ada di tangan "orang yang senang berpikir tapi tidak pernah mau bertindak".
Maka untuk bisa merampungkan karya berbentuk cerpen, mahasiswa Unindra diajarkan cara tahapan menulis kreatif yang bertumpu pada cara memperlakukan ide dan gagasan. Menulis tidak bisa ditunda-tunda. Setiap langkah penundaan merupakan kematian ide, kepergian inspirasi. "Seringkali terjadi di mahasiswa, banyak ide dan gagasan yang mati sebelum lahir. Kisah yang berakhir di pikiran tanpa pernah dituliskan. Banyak orang tidak tahu cara memperlakukan ide" ujar Syarifudin Yunus saat perkuliahan pada 15 April 2019.
Maka salah satu yang bisa ditempuh dalam menulis cerpen adalah melalui tahapan berikut ini:
1. Pemunculan Ide; cara memperlakukan ide yang sekilas muncul, sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan si penulis.
2. Pengembangan Ide; cara merinci secara detail tentang apa, siapa, kenapa, mengapa, dan bagaimana ide dapat diekspresikan.
3. Pelahiran Ide; cara menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan dengan muatan kosakat yang memadai, di samping menjadikan alur cerita lebih mengalir.
4. Penyempurnaan Ide; cara untuk menyempurnakan cerita secara lebih menarik.
Selain itu, salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat lebih mudah dalam menulis kreatif dapat digunakan teknik ATM (Amati-Tiru-Modifikasi). Cara ini tergolong sederhana dan dapat dicoba. Teknik menulis yang dimulai dengan mengamati karya yang fenomenal, meniru cerita dan kisah yang disajikan, dan yang terpenting memodifikasi jalan cerita dan peristiwa sesuai dengan pengalaman dan perasaan si penulis.
Sebagai contoh, melalui kuliah Menulis Kreatif, mahasiswa Unindra pun pada akhirnya bisa menuntaskan naskah kumpulan cerpen "Cinta Sang Politikus". Kumpulan cerpen ini diharapkan dapat terbit pada Mei 2019. Sebuah kumpulan cerpen yang menyajikan pesan tentang keganasan politik dan pilpres yagn jadi sebab hancurnya sebuah cinta. Terbalut dalam belenggu harapan yang berlebihan. Maka pantas dinyatakan "Duhai kekasihku, mengapa kita memilih larut dalam kebodohan dan keegoisan diri? Akankah kita sudah tidak takut pada hukuman-Nya?" Hampir saja "kapal" yang terus berlayar itu kandas; tidak bisa beranjak karena terombang-ambing siasat politik atas nama cinta ...
Maka, proses dalam menulis kreatif sama pentingnya dibandingkan hasil. Karena karya sastra sekecil apapun, harus lahir dari perbuatan mau menulis bukan hanya sebatas angan-angan ... Salam Menulis Kreatif #TGS #MenulisKreatif #Unindra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H