Kenapa Tidak Peduli Masa Pensiun?
Â
Kenapa kita tidak peduli masa pensiun?
Karena sibuk bekerja melulu atau karena urusan pensiun gimana nanti saja. Memang banyak pekerja yang tidak peduli pada masa pensiun.
Â
Banyak orang tidak peduli masa pensiun. Pantas kalau akhirnya, hidup di masa pensiun tidak lebih baik dari masa bekerja. Biaya hidup sulit dipenuhi. Gaya hidup menurun drastis. Mulai sakit-sakitan. Hingga hari-hari, kebanyakan bengong daripada berkarya.
Masa pensiun, makin telat dipersiapkan tentu makin sulit. Maka dibutuhkan kesadaran untuk mulai merecanakan masa pensiun yang sejahtera. Caranya sederhana, mulai untuk menyisihkan sebagian gaji untuk masa pensiun. Bisa 5% bisa 10% dari gaji. Karena dengan menyisihkan sebagian gaji atau penghasilan setiap bulan, insya Allah masa pensiun bsia lebih baik dari masa bekerja. Setiap pekerja itu berhak meraih masa pensiun yang sejahtera. Asal mau mempersiapkannya.
Untuk bisa sejahtera di masa pensiu, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menjadi peserta program pensiun DPLK (Dana Pensun Lembaga keuangan). DPLK pada dasarnya dapat menjadi "jalan keluar" atas kekhawatiran pekerja saat pensiun. Melalui DPLK, siapapun pekerjanya, pasti bisa menikmati masa pensiun yang sejahtera. Karena DPLK adalah "kendaraan" yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun.
Coba bayangkan, betapa hebatnya pekerja yang mau menyisihkan sebagian gaji untuk masa pensiun. Berikut ilustrasi manfaat pensiun yang diperoleh melalui program pensiun DPLK:
Usia
Lama Jadi Peserta
Iuran per Bulan
Persentase Hasil Investasi
Usia Pensiun
Akumulasi Dana DPLK
28 th
28 th
1 juta
9%
56 th
3.741.000.000
37 th
19 th
1 juta
9%
56 th
1.150.000.000
48 th
8 th
1 juta
9%
56 th
184.400.000
Patut diingat, besar-kecilnya "uang pensiun" seorang pekerja melalui program DPLK Â sangat dipengaruhi oleh IURAN YANG DISETOR + HASIL INVESTASI + LAMANYA KEPESERTAAN = AKUMULASI DANA DPLK.
Jadi, kenapa tidak peduli masa pensiun?
Mumpung belum terlambat dan masih ada waktu. Mulailah untuk menyisihkan sebagian gaji melalui DPLK. Kurangi sedikit gaya hidup yang tidak perlu. Minimalkan gengsi yang tidak produktif. Abaikan perilaku konsumtif dan hedonis.
Bekerja itu pasti tidak akan selamanya. Tiap orang pasti akan pensiun. Ada masa bekerja, ada masa tidak bekerja lagi. Lalu, bagaimana cara untuk mempersiapkan masa pensiun?
Jangan kagetan. Tanpa terasa, seorang pekerja tiba-tiba 3 tahun lagi akan pensiun.
Ia pasti khawatir. Akan seperti apa hidupnya di masa pensiun? Rasa gundah, hingga takut saat menghadapi pensiun bisa jadi menghantui banyak pekerja. Mau apa setelah pensiun? Dan yang paling penting, dengan apa mereka hidup di masa pensiun? Apakah harus bergantung pada orang lain ? Kian hari kian galau, kian gelisah menjelang masa pensiun. Jadi, kenapa tidak peduli pada masa pensiun.
Adalah fakta sekitar 70% pensiunan mengalami masalah keuangan di masa pensiunnya. Bahkan 73% pensiunan di Indonesia harus menggantungkan hidupnya kepada anak atau orang lain. Maka wajar, 90% pekerja hari ini sama sekali tidak siap untuk pensiun; bahkan 93% dari mereka sama sekali belum terbayangkan mau apa di masa pensiun.
Maka, kenapa tidak peduli pada masa pensiun.
Untuk apa bekerja, bila akhirnya masa pensiun tidak sejahtera? Memang, hanya sedikit orang yang peduli akan masa pensiunnya sendiri? ... Mulailah untuk direnungkan, lalu merencanakan masa pensiun ... #YukSiapkanPensiun #EdukasiPensiun #LiterasiPensiun #SadarPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H