Patut diingat, besar-kecilnya "uang pensiun" seorang pekerja melalui program DPLK Â sangat dipengaruhi oleh IURAN YANG DISETOR + HASIL INVESTASI + LAMANYA KEPESERTAAN = AKUMULASI DANA DPLK.
Mumpung belum terlambat dan masih ada waktu. Mulailah untuk menyisihkan sebagian gaji melalui DPLK. Kurangi sedikit gaya hidup yang tidak perlu. Minimalkan gengsi yang tidak produktif. Abaikan perilaku konsumtif dan hedonis.
Bekerja itu pasti tidak akan selamanya. Tiap orang pasti akan pensiun. Ada masa bekerja, ada masa tidak bekerja lagi. Lalu, bagaimana cara untuk mempersiapkan masa pensiun?
Jangan kagetan. Tanpa terasa, seorang pekerja tiba-tiba 3 tahun lagi akan pensiun.
Ia pasti khawatir. Akan seperti apa hidupnya di masa pensiun? Rasa gundah, hingga takut saat menghadapi pensiun bisa jadi menghantui banyak pekerja. Mau apa setelah pensiun? Dan yang paling penting, dengan apa mereka hidup di masa pensiun? Apakah harus bergantung pada orang lain ? Kian hari kian galau, kian gelisah menjelang masa pensiun. Jadi, kenapa tidak peduli pada masa pensiun.
Adalah fakta sekitar 70% pensiunan mengalami masalah keuangan di masa pensiunnya. Bahkan 73% pensiunan di Indonesia harus menggantungkan hidupnya kepada anak atau orang lain. Maka wajar, 90% pekerja hari ini sama sekali tidak siap untuk pensiun; bahkan 93% dari mereka sama sekali belum terbayangkan mau apa di masa pensiun.
Maka, kenapa tidak peduli pada masa pensiun.
Untuk apa bekerja, bila akhirnya masa pensiun tidak sejahtera? Memang, hanya sedikit orang yang peduli akan masa pensiunnya sendiri? ... Mulailah untuk direnungkan, lalu merencanakan masa pensiun ... #YukSiapkanPensiun #EdukasiPensiun #LiterasiPensiun #SadarPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H