Â
Tapi sayangnya, masih banyak pekerja yang tidak peduli akan masa pensiun. Tidak mau menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa pensiun itulah masalah utamanya. Belum lagi soal budaya dan kebiasaan pekerja saat ini yang tidak terkontrol, seperti:
1. Terlalu mudah terbuai gaya hidup. Hal ini menjadi sebab biaya hidup tinggi, terkesan konsumeris dan hedonis. Hingga menjadi sebab "lebih besar pasak daripada tiang".Â
2. Terlilit hutang konsumtif. Hal ini menjadi sebab beban ekonomi. Hidup menjadi pusing dan sulit gara-gara harus melunasi hutang.
3. Tidak peduli pada masa pensiun. Hal ini menjadi siap tidak siap untuk pensiun. Masa bekerja tidak digunakan untuk mempersiapkan masa pensiun.Â
Lalu, apa solusinya agar tidak khawatir saat pensiun?
Sederhana, mulailah untuk mempersiapkan masa pensiun. Dengan menyisihkan sebagian gaji atau penghasilan setiap bulan untuk program pensiun. Karena melalui program pensiun, setiap pekerja dapat meraih masa pensiun yang sejahtera. Dengan menyetor iuran setiap bulan dan diinvestasikan secara optimal, maka akumulasi dana yang terkumpul dapat memenuhi kebutuhan dan gaya hidup di masa pensiun.
Maka salah satu cara yang ditempuh adalah menjadi peserta program pensiun DPLK (Dana Pensun Lembaga keuangan). DPLK pada dasarnya dapat menjadi "jalan keluar" atas kekhawatiran pekerja saat pensiun. Mumpung belum terlambat dan masih ada waktu. Mulailah untuk menyisihkan sebagian gaji melalui DPLK. Kurangi sedikit gaya hidup yang tidak perlu. Minimalkan gengsi yang tidak produktif. Abaikan perilaku konsumtif dan hedonis yang bersifat kamuflase.
Melalui DPLK, siapapun pekerjanya, pasti bisa menikmati masa pensiun yang sejahtera. Karena DPLK adalah "kendaraan" yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun. Selain hasilnya optimal, DPLK pun mudah dan sangat fleksibel untuk pekerja. Berikut ilustrasi manfaat pensiun yang diperoleh melalui program pensiun DPLK sebagai gambaran:
Usia
Lama Jadi Peserta