Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

90 Persen Pekerja Dihantui Rasa Khawatir Saat Pensiun

28 Januari 2019   22:36 Diperbarui: 28 Januari 2019   22:46 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tapi sayangnya, masih banyak pekerja yang tidak peduli akan masa pensiun. Tidak mau menyisihkan sebagian penghasilan untuk masa pensiun itulah masalah utamanya. Belum lagi soal budaya dan kebiasaan pekerja saat ini yang tidak terkontrol, seperti:

1. Terlalu mudah terbuai gaya hidup. Hal ini menjadi sebab biaya hidup tinggi, terkesan konsumeris dan hedonis. Hingga menjadi sebab "lebih besar pasak daripada tiang". 

2. Terlilit hutang konsumtif. Hal ini menjadi sebab beban ekonomi. Hidup menjadi pusing dan sulit gara-gara harus melunasi hutang.

3. Tidak peduli pada masa pensiun. Hal ini menjadi siap tidak siap untuk pensiun. Masa bekerja tidak digunakan untuk mempersiapkan masa pensiun. 

Lalu, apa solusinya agar tidak khawatir saat pensiun?

Sederhana, mulailah untuk mempersiapkan masa pensiun. Dengan menyisihkan sebagian gaji atau penghasilan setiap bulan untuk program pensiun. Karena melalui program pensiun, setiap pekerja dapat meraih masa pensiun yang sejahtera. Dengan menyetor iuran setiap bulan dan diinvestasikan secara optimal, maka akumulasi dana yang terkumpul dapat memenuhi kebutuhan dan gaya hidup di masa pensiun.

Maka salah satu cara yang ditempuh adalah menjadi peserta program pensiun DPLK (Dana Pensun Lembaga keuangan). DPLK pada dasarnya dapat menjadi "jalan keluar" atas kekhawatiran pekerja saat pensiun. Mumpung belum terlambat dan masih ada waktu. Mulailah untuk menyisihkan sebagian gaji melalui DPLK. Kurangi sedikit gaya hidup yang tidak perlu. Minimalkan gengsi yang tidak produktif. Abaikan perilaku konsumtif dan hedonis yang bersifat kamuflase.

Melalui DPLK, siapapun pekerjanya, pasti bisa menikmati masa pensiun yang sejahtera. Karena DPLK adalah "kendaraan" yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun. Selain hasilnya optimal, DPLK pun mudah dan sangat fleksibel untuk pekerja. Berikut ilustrasi manfaat pensiun yang diperoleh melalui program pensiun DPLK sebagai gambaran:

Usia

Lama Jadi Peserta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun