Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hai Karyawan, Kenapa Kita Perlu Program Pensiun untuk Hari Tua?

8 Januari 2019   22:37 Diperbarui: 8 Januari 2019   23:00 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patut diketahui di saat pensiun. Seorang karyawan pasti bisa memenuhi kebutuhannya dan tetap punya gaya hidup di masa pensiun bila mampu mencapai tingkat penghasilan pensiun (TPP) sebesar 70%-80% dari gaji terakhir. Itu berarti, perlu dana 7-7 juta per bulan di saat pensiun bila gaji terakhirnya sebesar Rp. 10 juta. Sementara program wajib seperti JHT (Jaminan Hari Tua) dan JP (Jaminan Pensiun) diprediksi tidak mencukupi, paling maksimal hanya bisa meng-cover 30%-40% dari TPP tersebut. Lalu, dari mana untuk bisa menutupi kekurangannya? Tentu, dari program pensiun DPLK.

dokpri
dokpri

Jadi, kenapa karyawan perlu program pensiun DPLK?

Jawabnya, agar karyawan tetap sejahtera di masa pensiun persis seperti saat bekerja. Tetap mampu memenuhi kebutuhan hidup, tetap bisa mempertahankan gaya hidup seperti biasanya. 

Kerja YES, Pensiun OKE. Masa pensiun, kalau bukan kita siapa lagi yang peduli ? #TGS #EdukasiPensiun #LiterasiPensiun #PDPLK #YukSiapkanPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun