"Di tengah era informasi yang begitu terbuka, kemampuan menulis mahasiswa sangat penting. Agar kita dapat mencerna setiap informasi dan mampu diantisipasi melalui tulisan yang bersifat ilmiah. Apalagi informasi dan beriat hoak yang massif seperti sekarang, tentu hanya bisa dijawab secara ilmiah, berdasar logika dan objektivitas" tambah Syarifudin Yunus, dosen yang telah berkiprah lebih dari 24 tahun di Unindra.
Maka tulisan ilmiah yang baik harus mampu "mendekatkan jarak" antara penulis dan pembaca. Karena itu, Menulis ilmiah mengharuskan terjadinya pemahaman dan penafsiran yang sama antara pembaca dengan isi bacaan.
Secara proses, menulis ilmiah harus memuat karakteristik dalam karya ilmiah. Beberapa karakteristik penting yang harus ada dalam sebuah tulisan ilmiah adalah: 1) isi yang menyajikan ide yang faktual atau gagasan yang logis secara objektif dan sistematik, 2) Sistematis yang memenuhi kaidah penulisan yang baik dan diatur dalam konvensi ilmiah, dan 3) Bahasa yang memaparkan gagasan dengan kalimat yang lugas dengan diksi dan makna yang jelas serta memenuhi kaidah bahasa baku.
Maka sekali lagi, menulis ilmiah adalah kompetensi. Agar hasil pembelajaran Menulis Ilmiah mampu mencapai tujuannya. Bukan hanya tahu tentang menulis ilmiah, tapi tidak mampu berperilaku untuk menulis ilmiah. Menulis Ilmiah bukan untuk ditunggu, bukan pula untuk dipelajari semata. Tapi seharusnya Menulis Ilmiah dilakukan sekarang, bukan esok atau lusa.Â
Sehingga akhirnya, menulis ilmiah mampu menguak makna bahwa "opini itu bebas, tetapi fakta adalah suci".. #MenulisIlmiah #Unindra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H