Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa Unindra Jadikan Menulis Ilmiah sebagai Kompetensi

21 Desember 2018   19:53 Diperbarui: 21 Desember 2018   20:33 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Di tengah era informasi yang begitu terbuka, kemampuan menulis mahasiswa sangat penting. Agar kita dapat mencerna setiap informasi dan mampu diantisipasi melalui tulisan yang bersifat ilmiah. Apalagi informasi dan beriat hoak yang massif seperti sekarang, tentu hanya bisa dijawab secara ilmiah, berdasar logika dan objektivitas" tambah Syarifudin Yunus, dosen yang telah berkiprah lebih dari 24 tahun di Unindra.

dokpri
dokpri
Patut diketahui, menulis ilmiah merupakan bentuk penyampaian pikiran ilmiah secara tertulis dan harus memenuhi syarat keilmiahan, seperti 1) faktual, 2) logis, dan 3) sistematis. Menulis ilmiah bertumpu pada keterampilan menulis dan cara berpikir ilmiah yang dituangkan ke dalam tulisan. 

Maka tulisan ilmiah yang baik harus mampu "mendekatkan jarak" antara penulis dan pembaca. Karena itu, Menulis ilmiah mengharuskan terjadinya pemahaman dan penafsiran yang sama antara pembaca dengan isi bacaan.

Secara proses, menulis ilmiah harus memuat karakteristik dalam karya ilmiah. Beberapa karakteristik penting yang harus ada dalam sebuah tulisan ilmiah adalah: 1) isi yang menyajikan ide yang faktual atau gagasan yang logis secara objektif dan sistematik, 2) Sistematis yang memenuhi kaidah penulisan yang baik dan diatur dalam konvensi ilmiah, dan 3) Bahasa yang memaparkan gagasan dengan kalimat yang lugas dengan diksi dan makna yang jelas serta memenuhi kaidah bahasa baku.

Maka sekali lagi, menulis ilmiah adalah kompetensi. Agar hasil pembelajaran Menulis Ilmiah mampu mencapai tujuannya. Bukan hanya tahu tentang menulis ilmiah, tapi tidak mampu berperilaku untuk menulis ilmiah. Menulis Ilmiah bukan untuk ditunggu, bukan pula untuk dipelajari semata. Tapi seharusnya Menulis Ilmiah dilakukan sekarang, bukan esok atau lusa. 

Sehingga akhirnya, menulis ilmiah mampu menguak makna bahwa "opini itu bebas, tetapi fakta adalah suci".. #MenulisIlmiah #Unindra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun